Peristiwa Daerah

Usman Lajanja, Sang Maestro Juru Kunci Pelestari Kesenian Dadendate Tutup Usia

Jumat, 06 Januari 2023 - 12:12 | 92.02k
Usman Lajanja Maestro Seni Musik Tradisi Dadendate saat disemayamkan di kediamannya, di Desa Taripa Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (FOTO: Sarifah Latowa/TIMES Indonesia)
Usman Lajanja Maestro Seni Musik Tradisi Dadendate saat disemayamkan di kediamannya, di Desa Taripa Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (FOTO: Sarifah Latowa/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PALUUsman Lalanja, juru kunci pelestari kesenian Dadendate tutup usia, pada Rabu (4/1/2023). Ia dimakamkan di Desa Taripa, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada Kamis (5/1/2023).

Semasa hidupnya Usman Lajanja mendedikasikan dirinya terhadap pelestarian dan pengembangan seni musik Dadendate. Seni tradisi musik Dandendate merupakan seni bertutur khas masyarakat etnis Kaili di Sulawesi Tengah.

Advertisement

Beberapa tahun silam, Usman Lajanja diberikan penghargaan sebagai Maestro seni tradisi Dadendate oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia atas dedikasinya yang tinggi terhadap pelestarian dan pengembangan seni musik Dadendate.

Usman-Lajanja-Maestro-Seni-Musik-Tradisi-Dadendate-2.jpg

Sejumlah tokoh masyarakat berdatangan saat jenazah disemayamkan di kediamannya. Mereka pun ikut mengantarnya hingga ke tempat peristirahatan terakhirnya di tempat pemakaman umum Desa Taripa.

Arifin Sunusi mantan Ketua Dewan Kesenian Palu, melepas langsung jenazah almarhum Usman Lajanja. Sebelum melepas jenazah almarhum, Arifin Sunusi mengatakan dirinya sangat kehilangan sang Maestro.

Bagi Arifin, Usman Lajanja merupakan salah satu panutan dalam bermusik tradisional di Sulawesi Tengah, terlihat dari partisipasi dan konsistensinya menjaga dan melestarikan seni tradisi Dadendate hingga akhir hidupnya.

"Tak banyak orang kita temui seperti sosok beliau. Beliau sosok yang hangat, mau berbagi ilmu kepada siapa saja yang mau mengenal musik tradisi Dadendate. Kita kehilangan sang Maestro," ujarnya.

Usman-Lajanja-Maestro-Seni-Musik-Tradisi-Dadendate-3.jpg

"Seorang guru bagi banyak orang. Selamat jalan sang Maestro, semoga Allah SWT memberi tempat terbaik, tempat yang indah, damai dan tenang disisi-Nya. Selamat jalan seniman yang luar biasa," ucap Arifin Sunusi dengan suara bergetar terbata-bata menahan tangis.

Tangisan istri, anak dan juga kerabat lainnya pun ikut mengiringi kepergian sang Maestro menghadap sang pencipta.

Menurut salah satu ponakan almarhum, Simalia, kepergian sang maestro menyisakan luka yang cukup dalam bagi keluarga ini. Sebab, almarhum selain pembimbing dalam bidang seni Dadendate, juga teman bertukar pikiran yang sangat bijak dalam keluarga maupun warga setempat.

"Kami sangat kehilangan paman kami, dia sosok paman yang baik, baik kepada semua keluarga dan orang sekitar. Kami anggap beliau sebagai ayah sebagai teman juga sebagai guru bagi orang-orang pencinta seni," ungkapnya lirih sambil mengusap air matanya.

Hal senada juga diungkapkan Latande, kerabat dekat almarhum. Latande mengatakan, dirinya sangat kehilangan sosok yang bijak dan peduli kepada sesama warga setempat.

Semasa hidupnya, kata Latande, almarhum ini banyak membantu warga setempat. Kalau ada sesuatu kepentingan warga desa yang harus disampaikan kepada pemerintah daerah, beliaulah yang selalu menjadi perantara untuk menyampaikan kepada pemda.

"Dia menjadi salah satu kebanggaan kami di sini. Saya sangat merasa kehilangan. Tidak ada lagi teman bertukar pikiran. Sosok maestro yang sederhana," ucapnya

Ia tak hanya dikenal baik dalam lingkungan keluarganya, namun Usman Lajanja juga cukup dikenal hangat dikalangan pelaku seni yang ada wilayah Sulawesi Tengah.

Ketua Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sulteng Umariyadi Tangkilisan yang turut hadir pada  pemakaman Usman, mengatakan, almarhum sosok yang sangat sederhana dan membuat orang-orang yang ditinggalkannya merasa kehilangan.

Di mata Umariyadi Tangkilisan, Usman Lajanja merupakan seorang guru seni tradisi dan budaya yang sangat bijaksana.

"Sosok maestro yang sangat sederhana. Sangat luar biasa. Dibalik kesederhanaanya itu, banyak prestasi yang dicapainya dari tingkat daerah hingga nasional," ucapnya.

Menurutnya, wafatnya Usman Lajanja membuat Sulawesi Tengah kehilangan juru kunci dalam pelestarian Dadendate. Usman Lajanja adalah sosok yang setia menjaga musik tradisi Dadendate hingga akhir hayatnya.

"Tak gampang menguasai jenis seni tradisi ini, tapi om Usman mampu menjaga dan melestarikannya. Beliau paling menguasai kesenian ini. Saya berharap ada penerus yang melestarikan seni bertutur Dadendate ini, karena zaman sekarang Dadendate ini sudah mulai langka," ujarnya.

Umariyadi Tangkilisan yang juga salah satu personel grup band Culture Project ini mengakui, seni musik Dadendate yang dimainkan Usman Lajanja ini menjadi salah satu pengaruh penting dalam pengembangan karya baru Sulawesi Tengah termasuk Culture Project dan musisi lainnya.

"Sepatutnya para musisi tradisi seperti om Usman ini juga mendapat tempat yang layak sebagai hero bagi kita," ujarnya.

"Bayangkan, orang kita menangis dan sedih saat ada selebritis luar yang meninggal. Tapi, ketika ada orang tua yang dekat sekali di Sulawesi Tengah yang berpengaruh dan membawa nama baik tradisi dan budaya kita hingga terkenal di luar sana, wafatnya hanya dianggap biasa saja," imbuhnya.

"Saya kira kita harus mengenal orang-orang yang mempunyai peran penting dalam pelestarian seni tradisi budaya kita,"  ucap Umariyadi.

Selama hidupnya Usman Lajanja sudah malang melintang memainkan dan mengajarkan kesenian Dadendate di sekitar Palu, Donggala, Manado, bahkan sampai Bali, Lampung, Yogyakarta dan Jakarta.

Kemahirannya memainkan kecapi dan mbasi-mbasi (sejenis suling) sebagai instrument alat musik pengiring, juga kemampuannya dalam seni bertutur yang dulu sangat populer di kalangan masyarakat suku Kaili, membawanya tampil pada Festival tradisi lisan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tahun 1999.

Ia juga pernah tampil pada Festival tradisi lisan di Lampung pada tahun 2001, Festival lisan di Manado 2003, mengikuti Festival tadisional musik se Sulawesi Tengah di Palu pada tahun 2004 dan masih banyak lagi pertunjukan seni tradisi musik yang Ia ikuti di wilayah Indonesia yang tak dapat disebutkan satu persatu.

"Karya-karya musik Usman Lalanja selalu terkenang. Selamat jalan Maestro" ucap Umariyadi lagi.

Sang Maestro kembali ke keabadian diusia 66  tahun. Meninggalkan seorang istri, empat orang anak, sepuluh orang cucu dan tiga cicit. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan dari Rumah Sakit Undata menuju Desa Taripa pada pukul 17.30 Wita.

Sang maestro tersebut sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit Undata selama satu hari karena sakit.

Kepergian Usman Lajanja tidak hanya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, tetapi kalangan seniman, pemerintah setempat, pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pun ikut merasa kehilangan sosok Maestro kesenian Dadendate. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES