
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam menjawab tantangan di era Society 5.0, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM memang perlu ber adaptasi dalam proses pengembangan bisnis.
Pada era berbasis teknologi ini, masyarakat dunia dituntut bersiap untuk mulai berpikir maju memaksimalkan pengendalian teknologi informasi dan komunikasi dari adanya revolusi industri 4.0. Revolusi-revolusi yang sangat terintegritas seperti ini tidak bisa dijauhkan dari dampaknya terhadap bidang perekonomian.
Advertisement
Walaupun UMKM sendiri merupakan salah satu yang paling berpengaruh pada perekonomian Indonesia, namun tetap saja masih mengalami berbagai tantangan. Seperti inovasi, pembiayaan, Sumber Daya Manusia, legalitas, standarisasi, sertifikasi serta branding dan pemasaran.
Untuk mengantisipasi adanya ketertinggalan, di Banyuwangi, Jawa Timur, rutin digelar pelatihan yang dikhususkan bagi para pelaku UMKM sebagai langkah menyambut era Society 5.0.
Seperti pelatihan yang dilakukan di El-Royale Hotel Banyuwangi, Minggu (30/12/2022) lalu dengan tema "Digitalisasi UMKM Menuju UMKM Banyuwangi Naik Kelas".
Tak main-main, ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah hadir untuk belajar bareng. Materi yang diberikan pun bisa dikatakan paket lengkap. Yaitu, strategi pemasaran online dan offline, desain grafis, fasilitasi pembuatan NIB, sertifikasi Halal dan fasilitasi pembuatan merk.
"Biasanya para pembeli online hanya melihat produk kita saja tapi tidak membeli, oleh karenanya UMKM harus Naik Kelas dengan cara belajar Digitalisasi yang diharapkan dapat membantu penjualan secara online," kata ketua panitia, Muhammad Alaika, S.E.
Alaika menjelaskan, pelatihan Digitalisasi UMKM Menuju UMKM Banyuwangi Naik Kelas tersebut sangat dibutuhkan karena UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Sehingga bisa dikatalan peran UMKM memang sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya yang mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha.
Semakin memantapkan, Sahabat UMKM juga menggandeng Dinas Koperasi dan UKM Banyuwangi untuk menjelaskan soal peran penting Digitalisasi UMKM Menuju UMKM Naik kelas.
"Kami harap para pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya dengan merambah ke dunia digital," ujarnya.
Salah seorang pelaku UMKM di Banyuwangi, Sri menceritakan, ia mantap mengikuti pelatihan Digitalisasi UMKM Menuju UMKM Banyuwangi Naik Kelas Digital dengan tujuan bisa lebih membantu promosi usahanya hingga keluar Banyuwangi.
Dengan materi yang disampaikan, baginya tentu dapat membantu dalam persiapan strategi promosi kepada konsumennya yang jauh.
"Selama ini saya hanya berjualan secara offline. Kadang ada yang beli kadang juga tidak. Mudah-mudahan kedepan Digitalisasi UMKM Menuju UMKM Banyuwangi Naik Kelas bisa membantu," ucap Sri, pelaku UMKM kudapan khas Banyuwangi pada TIMES Indonesia, Minggu (15/1/2023).
Sebagai informasi, Society 5.0 merupakan tantangan baru bagi setiap bangsa. Konsep Society 5.0 memungkinkan sumber daya manusia serta teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence hidup berdampingan guna meningkatkan standar bisnis dan taraf hidup masyarakat. Oleh sebab itu, Society 5.0 disebut juga akan menjadi era kebangkitan masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |