Peristiwa Daerah

Kawah Ijen Berstatus Waspada, Bahaya Jika Muntahkan Gas Beracun

Senin, 16 Januari 2023 - 09:28 | 146.52k
Wisatawan menikmati keindahan Kawah Ijen. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Wisatawan menikmati keindahan Kawah Ijen. (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa Gunung Ijen atau Kawah Ijen berada di level waspada sejak beberapa waktu lalu.

Kenaikan status Gunung Api Ijen atau Kawah Ijen menjadi level II sejak tanggal 07 Januari 2023 pukul 14:00 WIB lalu.

Advertisement

Demikian itu karena terjadi peningkatan aktivitas di Kawah Ijen dan gempa segala kecil di lokasi.

Sementara Kawah Ijen sendiri berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.

Bahkan penambang belerang dilarang mendekati kawah. Pihak terkait sudah membuat batas radius aman yaitu 1,5 kilometer dari kawah.

Sebab ada potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Api Ijen pada saat ini.

Di mana gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen, dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah akan naik ke permukaan.

Perwakilan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Suparjan mengungkapkan, gas vulkanik tersebut bisa menimbulkan gas beracun.

Jika gas beracun tersebut dihirup sendiri, bisa menyebabkan pusing, kesulitan bernafas, pingsan, dan paling fatal adalah muntah darah. 

Sebab kata dia, salah satu kandungan gas beracun tersebut karbondioksida yang konsentrasinya melebihi ambang batas kemampuan manusia. 

"Dampaknya untuk awal pusing, kesulitan bernafas, muntah darah juga," ungkap dia saat dikonfirmasi. 

Menurutnya, gas beracun tersebut tak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Caranya mengetahui yakni menggunakan alat pengukur gas. 

Pihaknya mengimbau agar warga di sekitar lereng Gunung Ijen, agar mengenakan masker saat tercium gas belerang yang menyengat. 

"Untuk jangka pendek darurat dapat menggunakan kain yang dibasahi air," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES