Ingin Jadi Benteng Bahasa Jawa, Suprawoto Tulis Buku 'Antuk Amanah Bupati Magetan'

TIMESINDONESIA, MAGETAN – Di awal tahun 2023 minggu ketiga ini, Bupati Magetan Suprawoto menandai dengan acara bedah buku salah satu buku karyanya.
Buku berjudul "Antuk Amanah Bupati Magetan" yang terbit pada tahun 2022 dengan berbahasa Jawa itu, dia tulis saat cedera kaki selama satu bulan beberapa waktu lalu.
Advertisement
Dalam buku tersebut, dia mengungkap alasan dirinya bersedia menjadi Bupati.
"Di dalam buku saya "Antuk Amanah Bupati Magetan" di situ bisa dilihat apa alasan saya mau jadi Bupati apa adanya. Kemudian tentang apa saja dan seputar kebijakan yang ada di Kabupaten Magetan," ujarnya saat diwawancarai awak media dalam acara Mbulan Ndadhari episode-9 di Pendapa Surya Graha, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (22/1/2022) malam.
Adapaun kebijakan tersebut dimulai dari Program 100 Hari, Memperbaiki Alun-alun Magetan, Launching Mal Pelayanan Publik, Penghijauan Hutan Kota, Wabah Covid-19, Mbulan Ndadhari dan Parade Senja, hingga Infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Magetan.
Bupati Magetan ingin jadi benteng Bahasa Jawa
Dalam buku 170 halaman tersebut, Bupati Suprawoto menulis alasan dia saat nyalon Bupati. Salah satunya, selain ingin memberi sumbangsih terhadap kemajuan Kabupaten Magetan, juga ingin menjadi benteng untuk keberlangsungan bahasa Jawa.
Bupati Magetan, Suprawoto saat memberi piagam penghargaan kepada Suripto, PNS departemen Pendidikan dan Kebudayaan Magetan mulai tahun 1971-1985 sebagai pencipta lagu Magetan Kumandang. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
Menurutnya, seiring berjalannya waktu, semakin modern, membuat bacaan Bahasa Jawa semakin lama semakin hilang.
"Penduduk kita itu 270 juta orang Jawanya berapa? 150 juta lebih. Tapi tidak ada yang bacaannya bahasa Jawa. Saya sedihnya di situ, kalau saya menulis bahasa Indonesia, sudah banyak lainnya. Dengan tulisan dengan bahasa Jawa yang mudah dipahami, saya ingin mengingatkan kembali bahwa kita semua ini orang Jawa, jadi biar ingat bahasanya," ungkapnya.
Tak hanya itu, dengan karya-karya luar biasanya, Bupati Magetan pun juga memperoleh dua Rekor MURI, yakni autobiografi pertama dalam bahasa Jawa dan Bupati terlama yang menulis dua bahasa terlama di media massa.
"Kalau kita ingin membuat sebuah karya, buat lah yang unik, yang mungkin sulit akan ditiru oleh orang lain," tuturnya.
Dalam kegiatan bedah buku tersebut, juga menghadirkan beberapa narasumber seperti Sutejo, pegiat literasi dari Ponorogo; Narko Sodrun Budiman, Pimpinan Sanggar Triwida Tulungagung; dan Tulus Setiyadi Pimpinan Rumah Tulus Setiyadi.
Bupati Magetan Suprawoto juga menyerahkan penghargaan kepada Suripto, PNS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Magetan sebagai pencipta lagu Magetan Kumandang. Suripto mengabdi sebagai PNS mulai tahun 1971 hingga 985 (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |