Peristiwa Daerah

Keluarga Korban Kecewa Atas Sidang Tragedi Stadion Kanjuruhan

Rabu, 25 Januari 2023 - 16:32 | 163.48k
Dua keluarga korban Tragedi Kanjuruhan saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Dua keluarga korban Tragedi Kanjuruhan saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Keluarga korban Tragedi Stadion Kanjuruhan merasa kecewa atas persidangan kasus Tragedi Kanjuruhan yang masih terus bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Hal ini diungkapkan oleh Juariyah (43) yang harus berduka atas kehilangan putrinya bernama Sifwa Dinar Arta Mevia yang masih berusia 17 tahun.

Juariyah menilai proses persidangan kasus Tragedi Kanjuruhan ini layaknya sinetron yang mudah di arahkan dan di tata dengan rapih.

"Saya rasa itu (sidang Kanjuruhan) kayak sinetron. Banyak kejadian seharusnya gak di ungkapkan dalam sidang itu," ujar Juariyah, Rabu (25/1/2023).

Hal ini bisa ia ungkapkan, karena Juariyah juga sempat datang ke sidang Tragedi Kanjuruhan bersama ketiga keluarga korban lainnya.

Mereka datang ke PN Surabaya untuk menyaksikan proses persidangan kelima terdakwa Tragedi Kanjuruhan.

"Contoh seperti gas air mata, itu disana (persidangan) tidak diungkapkan. Padahal gas air mata jelas-jelas ada, tapi kok gak diungkapkan," ungkapnya.

Selain menganggap sebagai sinetron, Juariyah juga menilai bahwa sidang tersebut penuh sandiwara. Sebab, seharusnya sidang di Malang karena tempat kejadian perkara di Malang, malah diselenggarakan di Surabaya.

"Kenapa di Surabaya. Kita kesana saja sudah seperti terencana. Dihalang-halangi padahal hanya ingin mencari keadilan," katanya.

Sementara, keluarga korban lain bernama Andi Kurniawan mengaku sangat kecewa dengan sidang yang digelar di PN Surabaya.

Apalagi, Andi yang kehilangan adiknya bernama Mita Maulidia (26) merasa sidang di PN Surabaya ini hanyalah rekayasa, karena merupakan laporan model A yang dibuat oleh polisi atas kasus yang tersangkanya juga polisi.

"Kecewa lah. Kenapa sidang selama ini tertutup. Kita mau masuk dihadang, kenapa gak terbuka, terdakwa juga gak dihadirkan, kenapa," tuturnya.

Namun, ia terus bertekad untuk maju dan memantau jalannya proses hukum yang ada. Meski ia mengaku sempat ada rasa ketidaknyamanan saat berangkat menuju PN Surabaya, ia hanya memiliki satu tujuan, yakni mencari keadilan.

"Ada ketidaknyamanan. Berani tapi kita, kan kita mau menuntut keadilan, khususnya untuk almarhuma adik saya," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES