Luncurkan Awan Panas 1,5 Kilometer, Hujan Abu Terjadi di Sekitar Lereng Gunung Merapi

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya pada Rabu (8/2/2023). Awan panas guguran meluncur dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari puncak Merapi pada Rabu pukul 07.10 WIB.
Akibat awan panas guguran tersebut terpantau ada beberapa desa di sekitar lereng Merapi terjadi hujan abu.
Advertisement
Sampai saat ini info dampak hujan abu terjadi di wilayah Desa Sangup, Kecamatan Musuk dan Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, menjelaskan awan panas guguran pada Rabu pagi terjadi pada pukul 07.10 WIB. Tercatat pada seismogram dengan amplitude 52 milimeter dengan durasi 130 detik.
“Pada tanggal 8 Februari 2023 pukul 07.10 WIB terjadi awan panas guguran Merapi, tercatat di seismogram dengan amplitudo 52 mm dan durasi 130 detik. Jarak luncur 1500 m ke arah Kali Boyong [barat daya],” ungkapnya.
Selama 24 jam terakhir pada Selasa (7/2/2023) teramati empat kali guguran lava di Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya.
BPPTKG tetap merekomendasikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau tidak berkegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pinta Agus Budi Santoso.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga sudah mengingatkan warga yang bermukim di sekitar Gunung Merapi untuk mewaspadai berbagai potensi bahaya saat musim hujan terkhusus banjir lahar dingin.
Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada mengatakan ada empat faktor utama pembentukan lahar, yaitu penumpukan material hasil erupsi, air hujan, gravitasi, dan bentuk lembah.
"Gunung api tidak harus status siaga ada lahar, gunung waspada atau normal ketika empat faktor tadi terpenuhi bisa mempunyai potensi lahar," jelas Oktory mengenai erupsi Gunung Merapi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |