Peristiwa Daerah

Wasiat Terakhir Syekh Abdul Qodir Al-Jailani Menjadi Pedoman Utama Seluruh Dunia

Kamis, 09 Februari 2023 - 12:07 | 451.06k
Cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (8/2/2023) malam. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Rabu (8/2/2023) malam. (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sulthanul Auliya' Syekh Abdul Qodir Al-Jailani memberikan tiga wasiat terakhir sebagai pegangan hidup umat manusia. 

Wasiat tersebut kini menjadi pedoman seluruh umat di dunia dalam menciptakan keadilan dan perdamaian.

Advertisement

Tiga wasiat itu adalah ilmu, ilmu dan ilmu. Bahkan pesan dalam wasiat tersebut terukir di Perpustakaan Roma Vatikan Italia. 

Demikian ungkap cucu ke-25 Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani saat tauziah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (8/2/2023) malam. 

Seribu tahun lalu, Syekh Abdul Qodir Jailani sudah mengatakan pentingnya keilmuan. 

Saat melakukan penelusuran manuskrip kitab ke Roma, Syekh Fadhil Al-Jailani melihat tulisan tentang wasiat tersebut dalam Bahasa Italia. 

Namun, Syekh Fadhil tidak memahami Bahasa Itali. Di situ ditulis Abdul Qodir Jailani atau Jailanu dalam Bahasa Italia. 

Syekh Fadhil Al-Jailani dibantu seorang penerjemah muslim Yordania. Penerjemah tersebut berkata, bahwa tulisan itu adalah kalimat Arabiah berupa wasiat yang sangat penting dari Syekh Abdul Qodir Jailani. 

"Ia menerjemahkan dalam Bahasa Italia. Sekarang kalimat ini ditulis di semua sekolah-sekolah. Mungkin sebelum 500 tahun. Tapi tidak disebutkan nama Syekh Abdul Qodir Jailani. Tapi, di arsipnya di Italia ditulis. Hendaknya kalian sudah berusaha untuk naik ke atas. Yaitu dalam keilmuan hendaknya kalian selalu mencapai yang tertinggi," ungkap Syekh Fadhil Al-Jailani. 

Beliau kemudian memberikan contoh, jika ada orang yang membuat pesawat terbang, maka buatlah pesawat terbang yang lebih baik. 

"Adakah orang berprestasi yang punya empat mata? Tidak. Mereka sama dengan kita dan hanya memiliki dua mata," kata Syekh Fadhil Al-Jailani. 

"Wahai para pemuda-pemuda IsIam kamu harus maju dan lebih tinggi lagi dalam semua ilmu. Kalau ada orang menciptakan sesuatu kau harus ciptakan yang lebih baik lagi. Jangan kamu hanya tidur saja. Ini adalah wasiat Syekh Abdul Qodir Jaelani saat sakaratul maut kemudian mengucapkan Kalimat Syahadat lalu  meninggal dunia," tuturnya. 

Secara rinci, Syekh Fadhil Al-Jailani mengungkapkan tiga macam ilmu penting bagi umat muslim. 

Ilmu yang pertama adalah ilmu hakiki atau ilmu akidah. Sebuah ilmu tentang kehakikian untuk menunjukkan kebenaran sesuatu yang hak dengan cara hak. 

Ilmu kedua adalah ilmu maknawi atau ilmu syariah (agama) meliputi ilmu syariah tafsir dan hadist untuk menjelaskan makna-makna yang maknawiyah dalam makna yang maknawi.

Ilmu ketiga adalah ilmu dahir untuk menunjukkan sesuatu yang tampak tentang keajaiban. Inilah yang disebut dengan ilmu keahlian atau ilmu teknologi. 

"Jadi semua orang harus belajar ilmu dahir, ilmu teknologi," ungkapnya. 

Pada kesempatan itu, Syekh Fadil juga berbagi kisah keliling dunia dalam pencarian kitab manuskrip tulisan Syekh Abdul Qodir Jailani. 

"Saya sudah pergi ke mana-mana. Seandainya saya pergi Amerika, Rusia, Eropa saya katakan pergi ke negara-negara itu. Kalau saya ke Indonesia saya ditanya ke mana, saya jawab saya akan datang ke negara saya Indonesia," ungkap Syekh Fadil. 

Ia mengatakan, Syekh Abdul Qodir Jailani menghabiskan sebagian hidupnya untuk belajar dan mengajar. 

"Di antara ribuan cucu Syekh Abdul Qodir Jaelani, saya oleh Allah diberikan kesempatan berkhidmat untuk mengumpulkan kitab-kitab  yang telah ditulis oleh Syekh Abdul Qodir Jailani," terang Syekh Fadhil. 

Selama lebih dari 46 tahun, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani berkeliling dunia untuk mengumpulkan manuskrip kitab-kitab yang telah ditulis oleh Syekh Abdul Qodir Jailani. Syekh Fadil mendatangi lebih dari 50 negara, 400 kota dengan jarak tempuh kurang lebih 4.700.000 kilometer. 

"Kemudian saya baru tahu bahwa Syekh Abdul Qodir Jaelani mempunyai karangan lebih dari 100 judul," kisahnya. 

"Alhamdulillah saya sudah meneliti bahwa Syekh Abdul Qodir Jaelani punya lebih dari 100 judul kitab," sambungnya. 

Syekh Fadhil Al-Jailani menerangkan, bahwa Syekh Abdul Qodir Jailani menguasai 13 macam ilmu. Dunia Islam mungkin tidak mengenal beliau kecuali seorang ahli tasawuf. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani adalah Sulthanul Auliya', pemimpin Islam dan muslimin, guru dari orang yang bertakwa. 

Tetapi, lanjut Syekh Fadhil Al-Jailani, ia melihat bahwa ternyata di Perpustakaan Roma Vatikan tertulis Syekh Abdul Qodir Jailani adalah Syaikhul Islam wal Muslimin. Ahli ilmu ke-Islaman dan ilmu kemanusiaan. 

Nama beliau tertulis di perpustakaan Vatikan dalam bahasa Italia. Bahkan, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani juga mempunyai kitab astronomi. Kitab tersebut tersimpan di Rusia. 

"Sekarang ini saya sudah mencetak tafsir Al Jailani 6 jilid. Dan Syekh Abdul Qodir Jailani juga punya kitab astronomi. Kitab itu ada di Rusia.  Ada seorang peneliti mengatakan saya tidak melihat kitab yang lebih baik dari kitab Syekh Abdul Qodir Jailani dalam bidang astronomi. Saya pergi ke Moskow dan saya tinggal di sana selama seminggu di Moskow. Tapi saya tidak menemukan kitab itu. Orang mengatakan kitab itu ada di St Petersburg. 

Saya diminta menemui salah seorang pimpinan universitas yang muslim. Waktu itu saya tidak bisa datang karena saya ada jadwal di negara yang lain," kisah Syekh Fadhil Al-Jailani tentang kemasyhuran kakeknya. 

Dengan demikian, Syekh Abdul Qodir Jailani mempunyai banyak karya tulisan tentang astronomi, bahkan tentang ilmu teknik juga ilmu geologi. 

Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani juga berbicara tentang Syekh Abdul Qodir Jaelani dan perjuangan beliau dalam bidang ilmu. 

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani berkata, hendaknya urusan ilmu ini di atas urusan yang lain. Hendaknya urusan ilmu di atas urusan pemerintahan, urusan ilmu di atas urusan kepemimpinan, urusan ilmu di atas urusan kementerian, urusan ilmu harus didahulukan pada semua urusan manusia. 

Beliau bercerita, ada satu kisah menarik pada masa Syekh Abdul Qodir Jailani. Ada seorang Wali Kota Bagdad ketika dia menjadi hakim terkenal sebagai hakim yang dzalim. Wali kota itu berbuat zalim dan tidak jujur pada rakyatnya. Dia diangkat sebagai wali kota oleh seorang khalifah.  

Waktu itu Bagdad adalah pusat peradaban di dunia. Semua orang mencari ilmu pergi ke Bagdad. Orang-orang kemudian melaporkan itu kepada Syekh Abdul Qodir Jailani. 

Syekh Abdul Qodir Jailani lantas datang pada wali kota dan kepada khalifah yang juga turut hadir ia mengatakan agar jangan berbuat dzalim pada orang lain. 

"Dan khalifah ini yang memuliakan kamu akan menjadi teman kamu dalam kezaliman. Kata Syekh Abdul Qodir Jaelani kepada khalifah : Bagaimana jawaban kamu kalau ditanya oleh Allah telah memilih pemimpin yang dzalim. Khalifah kemudian berdiri dan berkata kepada wali kota kamu saya pecat sekarang. Ini membuktikan bahwa ilmu berdiri di atas semua hal. Atas perintah Syekh Abdul Qodir Jailani, khalifah langsung mencopot wali kota tanpa melalui banyak cara," tutur Syekh Fadhil Al-Jailani. 

Oleh sebab itu, lanjut Syekh Fadhil, Syekh Abdul Qodir Jailani mengatakan, urusan ilmu harus didahulukan atas semua perkara. 

"Ini harus dipraktekkan oleh kalian semua. Umat dari kakekku Nabi Muhammad SAW. 

Dari semua pemimpin, dari semua kementerian, dari para ahli hikmah, para orang kaya semua. Ini akan jadi kunci kebahagiaan. Semuanya akan hidup berbahagia kalau semuanya berbuat adil," demikian pesan Syekh Fadhil Al-Jailani. 

Semua orang harus hidup dalam keadilan. Pemimpin harus menjaga dan merawat anak-anak yatim serta fakir miskin sebaik mungkin.

"Kalau kamu tidak melakukan hal ini sesuai dengan perintah ilmu, maka akan terjadi kehinaan, perselisihan dan perselisihan itu menyebabkan kekalahan, turunnya derajat, membuat kalian saling bermusuhan dan membuat kalian bisa saling membunuh, semua saling berbuat dzalim. Ilmu harus didahulukan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat," pesannya. 

Sebagaimana dawuh Syekh Abdul Qodir Jaelani tentang semua ulama: hendaknya kalian menjaga para kelompok kalian. Hendaknya ulama itu merawat kaumnya seperti merawat saudaranya. 

Janganlah seorang ulama bersikap seperti raja atau Sultan kepada santrinya. Karena ulama bukan raja, bukan sultan. Raja diraja adalah Allah SWT. Para ulama adalah penghamba dari ilmu. Pelayan ilmu adalah pelayan bagi semuanya. 

"Sehingga ayah saya Muhammad Fadil Al Jailani yang sangat alim pada zamannya dia menasehati saya pada waktu saya masih kecil, Hai wahai anakku kita ini adalah kelompok dari keluarga keturunan ahlul bait. Kita adalah para cucu dari Syekh Abdul Qodir Jailani. Kamu jangan tertipu, jangan sombong, kamu merasa cucu Syekh Abdul Qodir Jailani. Kamu harus jadi pelayanan ilmu. Pelayanan ilmu adalah pelayanan manusia, semuanya," tutur Syekh Fadhil. 

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani juga berwasiat para raja, para ratu, para pemimpin dan para gubernur. Mereka semua berjalan di belakang rezekinya. Tetapi orang alim, ia duduk sibuk dengan ilmunya, rezekinya akan datang di depannya. Rezekinya akan datang di belakangnya. 

"Akhir dari ucapannya ketika beliau mau meninggal di usia 90 tahun. Saya sudah menerbitkan lebih dari 30 kitabnya. Saya berusaha untuk mencetak kitab-kitab beliau. Dan sudah ada tafsir Jailani dalam Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Turki, India Pakistan Insya Allah akan diterjemahkan dalam Bahasa Inggris supaya orang bisa belajar dari ilmu Syekh Abdul Qodir Jailani," jelasnya. 

Selain itu, Syekh Abdul Qodir Jailani ketika beliau akan meninggal memanggil anak-anaknya. 

"Semuanya anak-anaknya itu sangat menghormati kepada orang tuanya. Ini adalah adab. Apa yang diperintahkan oleh guru kita setelah wafatnya. Dia tidak mengatakan bapak saya, tetapi guru saya sebagai adab kepada ayahnya. Beliau menjawab hendaknya kamu memperhatikan ilmu, kemudian ilmu, kemudian ilmu. Tiga kali. Ilmu, ilmu, ilmu," terang Syekh Fadhil Al-Jailani. 

"Ini hendaknya kamu catat semuanya ini penting," tambahnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES