PHIG Bondowoso Lakukan Geotrip dan Edukasi Ijen Geopark, Khususnya Bio Site Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Ijen Geopark yang meliputi daerah Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, kini sah menjadi salah satu anggota UNESCO Global Geopark (UGG).
Di Kabupaten Bondowoso sendiri ada sejumlah situs yang masuk dalam Ijen Geopark. Salah satunya di bidang biosite, yakni berupa perkebunan kopi di BRK (Bondowoso Republik Kopi). Salah satu keuntungan menjadi anggota UGG, potensi wisata yang masuk dalam Ijen Geopark dipromosikan di dunia.
Advertisement
Sementara untuk terus menguatkan Ijen Geopark, Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Bondowoso memberikan pemahaman yang dikemas dengan Geotrip.
Geotrip Ijen Geopark kali ini mengusung tema biological site, khususnya terkait kopi di Bondowoso, Sabtu (11/2/2023).
PHIG Bondowoso melihat langsung pengolahan kopi, di Kebun Kopi Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin. Di lokasi tersebut, produksi kopi dilakukan dari hulu ke hilir.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke UPH Lereng Ijen, untuk mengetahui proses pengolahan kopi pasca dipetik.
Ketua PHIG Bondowoso, Tantri Raras Ayuningtyas mengatakan, ada sekitar ada 70 peserta yang ikut dalam geotrip kali ini. Para peserta sudah mendaftar sebelum acara digelar. Mereka terdiri dari para siswa dan masyarakat umum.
Awalnya kata dia, peserta yang mendaftar 64 orang. Tetapi ada beberapa peserta yang mendaftar di lokasi untuk ikut Geotrip.
"Jumlahnya sebenarnya diluar dugaan, karena ada yang langsung on the spot,” kata dia saat dikonfirmasi.
Menurutnya, kunjungan ke bilogicalsite Ijen Geopark, khususnya kebun kopi dinilai penting. Sebab anak muda dan pelajar harus paham terkait pengelolaan kopi dari hulu ke hilir.
Apalagi kata dia, Kopi Arabika Java Ijen Raung, sudah memiliki indikasi geografis. Hal ini sangat jarang, bahkan tidak didapatkan oleh daerah lain di Jawa Timur.
“Banyak keistimewaan dari kopi yang ada di Bondowoso ini,” jelas dia.
Dia juga memaparkan, dalam geotrip yang dilakukan di perkebunan kopi rakyat itu, mereka langsung didampingi oleh sejumlah pengusaha kopi Kluncing.
Para pengusaha tersebut memberikan penjelasan terkait cara perawatan kopi di kebun, termasuk jenis dan lain sebagainya. Para peserta juga bisa langsung bertanya, jika ada hal yang kurang dipahami atau ingin diketahui.
“Karena jumlahnya cukup banyak, akhirnya kami bagi menjadi tiga kelompok,” jelas dia.
Tidak cukup di kebun, mereka juga dibawa ke UPH atau tempat pengolahan kopi pasca panen. Di lokasi tersebut, mereka diberikan pemahaman terkait proses sortir, jenis kopi, roasting, hingga penyeduhan.
Selain itu, para peserta juga diberikan fasilitas untuk menikmati kopi sepuasnya. Mulai dari kopi jenis arabika, maupun robusta. Jadi banyak sekali pengetahuan yang didapat.
“Kami ingin pengetahuan yang didapatkan oleh peserta ini kompleks, dari hulu hingga hilir,” jelas dia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |