Peristiwa Daerah

Populerkan Kopi Pangandaran Melalui Kompetisi Seduh Kopi

Sabtu, 25 Februari 2023 - 15:28 | 80.72k
Pelaksanaan lomba seduh kopi Jawa Barat di Pangandaran (Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Pelaksanaan lomba seduh kopi Jawa Barat di Pangandaran (Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Puluhan barista adu ketrampilan dalam kompetisi seduh kopi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (25/2/2023). Kompetisi meracik kopi tersebut dalam rangka memeriahkan ulang tahun ke 4 Innovative Coffee & Roastery.

Acara yang diikuti 32 barista dari wilayah Jawa Barat dan Jakarta tersebut digelar di Taman Sagati Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.

“Untuk pemenang ditentukan melalui tahapan yang ditentukan dari tim juri,” kata Ketua Pelaksana Kegiatan Imung .

Peserta yang daftar sebanyak 32 itu diseleksi menjadi 16 peserta, lalu setelah diseleksi kembali menjadi 8 peserta dan hingga tahap akhir menjadi 4 peserta.

“Tekad kami dalam kegiatan penyeduhan kopi ini untuk mempopulerkan kopi yang berasal dari Provinsi Jawa Barat,” tambah Imung.

Penilaian dilakukan berbagai cara yaitu menilai inovasi dan kreativitas peserta dalam mengelola penyajian kopi. Sajian kopi yang menjadi penilaian pada kegiatan tersebut dinilai dari cita rasa, asam dan manis setelah penyeduhan.

Untuk peralatan yang digunakan pada lomba penyeduhan kopi tersebut menggunakan alat suji driver 01. "Semua peserta menggunakan alat yang sama dalam melakukan proses penyajian kopi," sambung Imung.

Sedangkan tim juri adalah Temi dan Egi dari Bandung, Iyan dari Ciamis dan Sifa dari Purwakarta.

Imung mengatakan, realita yang terjadi pada penikmat kopi saat ini diseduh dengan 2 cara antara tradisional dan modern.

“Kalangan muda biasanya lebih melakukan inovasi dalam mengelola penyeduhan kopi,” ujarnya. Sementara kalangan orang tua lebih memilih penyeduhan dengan cara tradisional atau cara klasik.

Imung menambahkan, beberapa wilayah di Kabupaten Pangandaran memiliki potensi alam dalam pertumbuhan kopi. Salah satunya di Desa Kersaratu, Kecamatan Sidamulih. Lokasi perkebunan kopi di Desa Kersaratu, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran digagas menjadi Kampung Agrowisata Kopi.

Bahkan Pemerintah Desa Kersaratu, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran telah melakukan pelatihan barista Kampung Agrowisata Kopi yang berasal dari anggota Kelompok Tani Cintabumi Junior. Mereka yang mengikuti pelatihan diarahkan untuk menjadi barista yang profesional.

Komoditas Kopi di Desa Kersaratu pada tahun 2019 lalu, telah dikunjungi pihak Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya. Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya hadir untuk melakukan pengembangan potensi unggulan komoditas kopi.

Kopi di Desa Kersaratu itu jenis robusta dengan luas lahan 40 hektar dengan hasil produksi 35 ton per tahun. Kini kopi robusta Desa Kersaratu berhasil dipasarkan di pasar lokal hingga ke beberapa Kabupaten dan Kota se Jawa Barat.

Bahkan kopi robusta hasil olahan Kelompok Tani Cintabumi Junior di Desa Kersaratu juga berhasil meraih beberapa prestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2022 Kelompok Tani Cintabumi Junior Meraih Juara ke 2 Kelompok Tani se Provinsi Jawa Barat.

Kopi Pangandaran

Perkembangan kopi Pangandaran, khususnya jenis kopi robusta kini semakin diperhitungkan di Provinsi Jawa Barat. Kemunculan kopi robusta Pangandaran tersebut berbanding lurus dengan banyaknya kedai kopi di berbagai wilayah di Kabupaten Pangandaran. Kopi robusta Pangandaran mulai populer di Jawa Barat sejak tiga tahun lalu.

Semula kopi robusta di Jawa Barat berasal dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang.

Selama tiga tahun kopi robusta Pangandaran muncul ke permukaan di Jawa Barat dan popularitasnya hampir sejajar dengan daerah yang sebelumnya sudah berkembang.

Stigma pola tanam kopi robusta pada daerah dingin pun kini terpatahkan dengan munculnya kopi robusta pangandaran. Potensi kemunculan kopi robusta pangandaran ini sangat memberikan peluang bisnis bagi kalangan milenial.

Kopi robusta merupakan keturunan beberapa spesies kopi, terutama coffea canephora. Jenis kopi ini tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl, suhu 21-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman.

Kopi robusta menghasilkan panen lebih banyak dari jenis arabika, dan mengandung lebih banyak kafein, yakni 2,7% dibandingkan dengan arabika yang mengandung 1,5% saja.

Selain itu, robusta juga lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga membutuhkan lebih sedikit herbisida dan pestisida daripada perkebunan arabika.

Peluang perkembangan kopi robusta Pangandaran termasuk di kampung agrowisata kopi dapat menginspirasi kelompok milenial dan masyarakat umum untuk kekuatan ekonomi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES