Peristiwa Daerah

Tangkapan Ikan Nelayan di Kabupaten Probolinggo Terganggu karena Ini

Sabtu, 25 Februari 2023 - 17:23 | 115.14k
Nelayan tengah menyiapkan kapalnya yang hendak berlayar mencari ikan. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Nelayan tengah menyiapkan kapalnya yang hendak berlayar mencari ikan. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Produksi hasil tangkapan ikan nelayan di Kabupaten Probolinggo, belakangan ini terganggu. Biasanya bulan-bulan ini merupakan momen banyaknya hasil tangkapan ikan. Hal itu dikarenakan adanya anomali cuaca dan kebutuhan bahan bakar kapal.

Kabid Perikanan Tangkap pada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiono menyampaikan, sejatinya bulan-bulan ini merupakan momen tingginya hasil tangkapan ikan di laut. Sebab, di bulan awal ika-ikan banyak ke permukaan laut. Sehinga nelayan mudah mencari dan menangkap ikan.

Namun, untuk bulan awal tahun ini sedikit berbeda. Hasil tangkapan ikan nelayan merosot. Hal itu disebabkan dari anomali cuaca yang sangat tidak bersahabat. Angin kencang dan hujan deras sering tiba-tiba datang di waktu malam hari. Sehingga nelayan yang biasa berangkat ke laut malam hari, harus menunda niatnya.

“Kami belum terima jumlah produksi tangkapan ikan. Ini hasil keluhan nelayan yang kami himpun selama ini. Cuaca sangat berpengaruh pada aktifitas tangkapan ikan nelayan,” ungkapnya, saat dikonfirmasi Sabtu (25/2/2023).

Nelayan-Probolinggo.jpgSejumlah perahu yang mangkal di bibir pantai Kabupaten Probolinggo. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

Tak hanya anomali cuaca, merosotnya tangkapan ikan juga dipengaruhi dari kebutuhan bahan bakar kapal nelayan. Kapan untuk tangkapan ikan nelayan membutuh bahan bakar solar yang cukup besar untuk bisa berlayar ke tengah laut.

Akan tetapi, nelayan sulit untuk mendapatkan solar tersebut di SPBU sekitar. Sulitnya itu dimaksud karena ketersediaan solar di SPBU yang terbatas. Nelayan sering kehabisan stok setiap hendak membeli. Kesulitan lainnya karena pihak SPBU yang tidak mau melayani pembelian solar untuk nelayan.

Sebab, menurut dia, setiap nelayan membeli solar sering kali menggunakan jerigen atau botol besar. Sehingga pihak SPBU tidak mau melayani pembelian tersebut. Alhasil, nelayan harus rela tak melaut lantaran kesulitan bahan bakar.

“Banyak nelayan yang mengeluh karena dua hal itu. Bukan hanya karena anomali cuaca, tapi juga karena kesulitan bahan bakar. Sehingga produktifitas tangkapan ikan juga menurun,” katanya.

Hal itu dibenarkan oleh Sugianto, salah satu nelayan asal Desa Asembagus Kecamatan Kraksaan. Kata dia, kebutuhan bahan bakar untuk kapal lebih besar dari pada kendaraan roda empat, apalagi sepeda motor. Terkadang pihak SPBU tidak mau melayani pembelian bahan bakar itu lantaran terbentur dengan aturan.

“Sulit karena aturan ini dan itu. Andaikan boleh, itu pun terbatas. Tidak seperti sebelumnya yang bisa beli sesuai kebutuhan kapan. Kalau terbatas ya tidak bisa jauh-jauh ke tengah laut cari ikan. Nanti bisa kehabisan bahan bakar di tengah laut,” kata dia.

Faktor tersebut rupanya tidak hanya mempengaruhi pada produktifitas hasil tangkapan ikan saja. Namun juga berpengaruh pada perekonomian para nelayan. Sebab, mencari ikan tersebut merupakan matapencaharian nelayan untuk menghidupi keluarganya.

“Kalau sudah tidak cari ikan, ya nggak bisa dapat uang. Kebutuhan keluarga juga ikut terganggu. Solusinya ya apa yang ada dijual untuk keperluan keluarga,” tutur nelayan Kabupaten Probolinggo itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES