Peristiwa Daerah

Atlet NPC Bantul Tuntut Persamaan Bonus dari Pemkab

Kamis, 16 Maret 2023 - 18:51 | 46.85k
Penyampaian aspirasi oleh atlet NPC Bantul. (FOTO: Totok Hidayat/ TIMES Indonesia)
Penyampaian aspirasi oleh atlet NPC Bantul. (FOTO: Totok Hidayat/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Puluhan atlet dari National Paralympic Committee (NPC) Bantul, menggelar aksi di DPRD dan Pemkab Bantul, Kamis (16/3/2023). Mereka menuntut peningkatan bonus bagi atlet NPC peraih medali pada Pekan Paralympic Daerah (Peparda) DIY.

Atlet NPC mengatakan, angka bonus mereka jauh lebih kecil dibanding bonus atlet peraih medali Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIY.

Koordinator Lapangan Asep Kurniawan mengatakan,  atlet peraih medali emas pada Peparda DIY mendapat bonus Rp6 Juta, peraih medali perak Rp3,5 Juta dan peraih medali perunggu Rp1,5 Juta. Sementara peraih medali emas pada Porda DIY mendapat bonus Rp 15 Juta. Sedangkan peraih medali perak Rp7,5 Juta dan medali perunggu Rp2,5 Juta. 

Bonus yang diberikan Pemkab Bantul kepada atlet NPC juga jauh lebih kecil dibanding kabupaten/Kota lain di DIY. Meski Kabupaten/Kota di DIY tersebut tidak berpredikat juara umum Peparda. Berdasarkan data, Kabupaten Sleman memberikan bonus Rp16 Juta untuk peraih medali emas, Rp7 Juta untuk peraih medali perak, dan Rp4,5 Juta untuk peraih medali perunggu. 

Sedangkan Kabupaten Kulon Progo memberikan bonus Rp15 Juta untuk peraih medali emas, Rp7 Juta untuk peraih medali perak, dan Rp4 Juta untuk peraih medali perunggu. Kota Yogyakarta memberikan bonus Rp16 Juta untuk peraih medali emas, Rp6,5 Juta untuk peraih medali perak, dan Rp2,5 Juta untuk peraih medali perunggu.

Sementara Kabupaten Gunung Kidul memberikan bonus Rp12,5 Juta untuk peraih medali emas, Rp4 Juta untuk peraih medali perak dan Rp1 Juta untuk atlet peraih medali perunggu. Padahal dari sisi keuangan daerah, Kabupaten Bantul mampu memberikan bonus minimal sama dengan daerah lain di DIY.

Kenyataan ini cukup menyakitkan bagi atlet NPC Bantul. Sebab keberhasilan atlet di Peparnas maupun Porda sama -sama mengharumkan nama Bantul. Namun penghargaan yang diberikan Pemkab Bantul sangat diskriminatif. 

Apalagi prestasi kontingen Peparda Bantul, yang tiga tahun berturut - turut menjadi juara umum. Lebih bagus dibanding prestasi atlet kontingen Porda Bantul. Karena hanya mampu meraih posisi runner up Porda DIY tahun 2022. Bahkan pada beberapa Porda DIY terakhir Bantul gagal meraih juara umum. Juara umum Porda diraih Bantul pada Porda DIY 2015 di Kulon Progo. Bantul gagal mempertahankan juara umum pada Porda berikutnya, meski menjadi tuan rumah.

"Sikap pemerintah kabupaten Bantul yang tidak ramah difabel ini, tidak sesuai dengan visi kelima Pemkab Bantul," tegas Asep Kurniawan. 

Asep berharap Pemkab Bantul segera memenuhi tuntutan atlet NPC. Sebab sudah muncul niat dari beberapa atlet untuk pindah ke daerah lain. Menyusul tawaran dari daerah lain yang bersedia memberikan kesejahteraan lebih baik.

Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo mengatakan, akan menampung aspirasi dari atlet NPC untuk dibawa dalam pembahasan APBD 2023. Sehingga tambahan bonus dapat diberikan sebelum pelaksanaan Peparda DIY 2025 di Kabupaten Gunung Kidul. 

Sekretaris Daerah Pemkab Bantul Agus Budiraharja memastikan, bonus yang diberikan kepada atlet NPC meningkat setiap tahun. Namun cukup jauh bila harus mengejar nilai bonus daerah lain. Walau demikian aspirasi ini akan tetap disampaikan kepada Bupati dan Wakil Bupati Bantul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES