Peristiwa Daerah

Penumpang Sepi, Begini Curhatan Kondektur Bus di Terminal Banyuwangi

Senin, 10 April 2023 - 17:45 | 111.73k
Suasana di Terminal Brawijaya Banyuwangi, sepi pemudik. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Suasana di Terminal Brawijaya Banyuwangi, sepi pemudik. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Momen mudik selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak orang yang menghabiskan waktu di kota besar untuk mengejar karir dan mencari nafkah, sehingga pulang ke kampung halaman menjadi suatu momen yang sangat berarti.

Namun, momen mudik lebaran 2023 bukan hanya menjadi hal yang ditunggu oleh para pemudik saja, tapi juga oleh para kondektur bus.

Advertisement

Bagi para kondektur bus, momen mudik adalah saat-saat yang penuh dengan tantangan. Tidak hanya harus menghadapi lonjakan penumpang yang sangat signifikan, tetapi mereka juga harus mampu memberikan pelayanan yang maksimal agar penumpang merasa nyaman selama perjalanan.

Namun, pada tahun ini, terhitung pekan ketiga bulan suci Ramadan, Terminal Brawijaya Banyuwangi, Jawa Timur masih belum memperlihatkan adanya kenaikan penumpang secara signifikan. Para kondektur bus di Terminal Banyuwangi merasakan dampak dari sepinya penumpang.

Mereka mengeluhkan minimnya pemudik yang mengakibatkan pendapatan mereka berkurang drastis. Banyak dari mereka yang mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat sebagian besar penghasilan berasal dari uang jasa pengguna jasa bus.

Kondektur bus Harapan Baru jurusan Banyuwangi-Trenggalek, Asep Eko mengatakan, sampai saat ini belum kelihatan lonjakan pemudik. Padahal, jika berkaca pada tahun lalu, dua minggu sebelum lebaran, itu sudah ada tanda-tanda naiknya jumlah penumpang.

“Kalau tahun kemarin masih lumayan,” katanya, Senin (10/4/2023).

Diceritakan Eko sapaan akrabnya, rata-rata penumpang yang naik dari Terminal Brawijaya, Banyuwangi adalah mereka yang memesan melalui Whatsapp atau grup Facebook pelanggan PO busnya.

“Kalau penumpang yang naik di Terminal Brawijaya kurang lebih 10 penumpang,” ujarnya.

Disisi lain, terkait apakah ada kenaikan tarif pada saat mudik lebaran, lanjut Eko, pihaknya masih belum mengetahui. Karena sampai saat ini masih belum naik dan kenaikan tarif tergantung kantor atau masing-masing PO.

“Kenaikan tarif pasti ada sekitar 10 persen sampai 15 persen. Tergantung kebijakan PO masing-masing. Terkadang ada yang 20 persen,” urainya.

Kepala Seksi Pengedali Oprasional (Dalops) Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Timur (Jatim) Cabang Banyuwangi, Erdie Djohan melalui Staff Dalops Henry M. Staff Dalops Dishub Jatim menyampaikan, bahwa adanya penurunan pemudik salah satunya disebabkan oleh efek domino pandemi covid pada tahun lalu.

Selain itu, banyaknya instansi atau perusahaan swasta yang menggelar mudik gratis juga berdampak pada penumpang bus. Dan juga perkembangan moda trasportasi yang semakin berkembang seperti travel dengan menawarkan kenyamanan itu juga mempengaruhi.

“Banyak juga dari pemudik yang memilih memakai kendaraan pribadi, terutama roda 2,” tuturnya.

Menurut Henry, penumpang bus di Banyuwangi lebih tinggi waktu arus balik dibandingkan dengan pemudik. Pasalnya, warga pendatang yang tinggal di Bumi Blambangan juga masih terbilang minim.

“Lebih rame arus balik. Pada H+2, H+5 dan H+7,” cetusnya.

Dishub Jatim Cabang Banyuwangi menghimbau, kepada para pengguna kendaraan pribadi khususnya roda dua, diminta menggunakan transportasi umum pada saat mudik. Karena tingkat keselamatan sepeda lebih minim.

“Bagi pemudik roda dua kami menyarankan menggunakan transportasi umum seperti bus. Karena berkaca pada tahun sebelumnya, angka kecelakaan lalu lintas paling tinggi adalah roda 2,” imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES