Asik dan Serunya Tradisi Tumpengan Salak di Jombang

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Tumpengan Salak tradisi sebagai wujud syukur atas limpahan hasil bumi yang tak pernah punah dari masyarakat Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang pada Minggu (21/5/2023).
Kecamatan Wonosalam memang terkenal dengan kekayaan alamnya. Selain itu, Desa-desa di Kecamatan penghasil durian itu juga terkenal dengan tradisi dan kebudayaan kearifan lokalnya seperti tumpengan salak ini.
Advertisement
Salah satunya di Desa Galengdowo, ketika musim buah salak seperti saat ini mereka menggelar sedekah bumi dengan membentuk tumpengan salak yang dibagikan kepada masyarakat secara gratis.
Dalam pantauan TIMES Indonesia, gunungan salak yang berjumlah 2023 lebih itu diperebutkan oleh masyarakat. Antusias warga sangat padat, untuk mengikuti tumpengan salak ini.
Saling dorong dan berjibaku untuk mendapatkan buah salah tak bisa dihindarkan pada momen tersebut. Namun, keseruan dan wajah sumringah terlihat dari raut wajah masyarakat yang mengikuti acara tersebut.
Kepala Desa Galengdowo Wartomo mengatakan kegiatan tersebut dalam rangka mensyukuri hasil panen buah salak yang diperoleh masyarakat
"Kita hanya ingin mensyukuri, agar dihari panen kelak diberikan keberlimpahan yang lebih bagus lagi," ujar katanya.
Selain 2023 buah salak, terdapat 7 tumpengan salak yang diarak oleh warga Desa Galengdowo sejauh 14 meter, hal tersebut menunjukkan simbol kerja keras masyarakat.
"Bukan hanya salak, banyak buah yang lain seperti nanas, anggur dan sayuran lainnya yang ada ditumpeng kecil," bebernya.
Bukan hanya menjadi sembah atas keberlimpahan hasil panen, buah salak juga akan dijadikan sebagai ikon Desa Galengdowo.
"Galengdowo saat ini terkenal dengan produksi susu sapi perahnya, namun insyaallah kedepan buah salak juga akan menjadi icon dari Desa Galengdowo," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |