Peristiwa Daerah

Wayang, Warisan Budaya yang Mulai Ditinggalkan Generasi Muda di Indonesia

Minggu, 16 Juli 2023 - 14:55 | 176.41k
Pertunjukan wayang kulit di Desa Pesanggrahan Kota Batu (15/7/2023) sepi pengunjung muda. (Foto: Nadiya Alfi/Times Indonesia)
Pertunjukan wayang kulit di Desa Pesanggrahan Kota Batu (15/7/2023) sepi pengunjung muda. (Foto: Nadiya Alfi/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATUWayang menjadi salah satu identitas kesenian indonesia. Mirisnya, banyak pemuda Indonesia tidak berminat lagi dengan kesenian yang menjadi warisan budaya ini.

Sabtu malam (15/7/2023), Desa Pesanggrahan Kota Batu menyelenggarakan Festival Kesenian Tradisional untuk memperingati Hari Jadi yang ke-167 tahun. 

Advertisement

Terjun ke lapangan dan berbaur bersama para pengunjung, TIMES Indonesia melihat sebagian besar penonton wayang terdiri dari bapak-bapak. Dari kuota kursi 100 orang, yang terisi hanya 60% dan didominasi orang tua. 

"Aku gak tertarik sih Mbak sama pertunjukannya, mungkin habis nge-MC aku langsung pulang, capek udah dari sore tadi," ujar Faisal, salah satu pemuda yang sempat hadir di acara itu.

Mirip Faisal, menurut segerombolan bocil yang juga sempat hadir, pertunjukan ini tidak menarik. Nyatanya mereka memilih mabar dengan sesama temannya. 

Kurang menarik dan terkesan kaku membuat para pengunjung menghindar dari pertunjukan wayang. "Gak telaten aku Mbak, kalo gak disuruh jaga stan aku milih nonton cek sound di kampung sebelah sih," ujar Bayu.

Mereka lebih tertarik dengan hiburan yang menantang dan menggugah semangat. Dengan maraknya hiburan "cek sound", keberadaan wayang akan terancam punah. 

Selain itu, yang menjadi alasan mereka, pertunjukan wayang menggunakan bahasa Jawa secara penuh dalam permainannya. Hal inilah yang membuat pemuda milenial yang minim pengetahuan akan bahasa Jawa menjadi bingung saat membahas kisah yang diceritakan dalangnya. Akhirnya menimbulkan rasa bosan dan tidak ada minat untuk melestarikannya.

Bambang, salah satu panitia acara mengaku tidak ambil pusing. "Meskipun pemudanya tidak tertarik, masak kita harus meninggalkan gitu aja. Setidaknya para orang tua masih berusaha menjaga kelestarian nya," ujarnya sedikit kecewa. 

Dari hal tersebut sangat disayangkan, mengingat wayang sudah diakui UNESCO sebagai salah satu seni bertutur budaya Indonesia dalam daftar “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada tanggal 7 November 2003.

Harapan Bambang, pemuda Indonesia tertarik dan kelak menjadi penerus dalam melestarikan kesenian wayang. "Dengan diadakan pertunjukan wayang yang intens, insyaallah generasi muda akan tertarik," pungkasnya.

Sebagai salah satu kebudayaan Indonesia, kesenian wayang wajib dijaga oleh semua kalangan terutama generasi muda. Karena wayang adalah salah satu identitas budaya yang melekat dengan masyarakat Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES