Peristiwa Daerah

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Tak Berdampak Bagi Warga Suku Tengger Bromo

Rabu, 26 Juli 2023 - 17:32 | 79.67k
Kades Ngadisari beserta keluarga pada saat di tumang pawon rumahnya. (Foto: Sunaryono for TIMES Indonesia)
Kades Ngadisari beserta keluarga pada saat di tumang pawon rumahnya. (Foto: Sunaryono for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah, rupanya tidak begitu berdampak terhadap warga Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jatim. Pasalnya, mereka memiliki pawon atau dapur tengger yang di dalamnya terdapat tumang atau tungku.

Bagi warga Suku Tengger, tumang tak sekadar alat memasak. Ia juga menjadi alat menghangatkan badan di tengah suhu pegunungan yang dingin. Bagi warga ini pula, dikenal istilah pawonan. Yaitu budaya menyambut tamu dengan hangat di pawon atau dapur.

Advertisement

Kades Ngadisari Sunaryono mengatakan, memang pasokan tabung gas melon di kawasan Ngadisari alami keterlambatan 1-2 hari. Informasi yang ia terima lantaran beberapa waktu lalu tanggal merah. Kendati demikian, ia mengaskan hal tersebut tidak berdampak segnifikan untuk warga di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

“Mungkin bagi para pedagang hal ini berdampak. Namun, bagi kami tidak. Sebab, mayoritas kami memiliki pawon yang di dalamnya ada tumangnya. Sehingga, meski terjadi keterlambatan pendistribusian, 1-2 hari tidak begitu berdampak bagi kami,” kata Sunaryono, Rabu (26/7/2023).

Hal senada juga diungkapkan oleh Siti Halimah. Perempuan 43 tahun asal Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo itu mengungkapkan, di rumahnya sudah teraliri jaringan gas bumi atau jargas. Sehingga, ketika gas melon terlambat masuk ke toko kelontong sekitar, maka warga, termasuk dirinya masih bisa memanfaatkan jargas yang telah terpasang oleh pemerintah.

“Kalau bagi saya, karena sudah teraliri jargas, maka berkurangnya stok tabung melon ini tidak apa-apa. Sebab masih bisa pakai jargas. Mungkin bagi yang punya warung kecil atau penjual cilok yang tidak bisa teraliri jargas, pasti kebingungan,” imbuhnya.

Anggota DPRD Kota Probolinggo Sibro Malisi menambahkan, jika ada beberapa keluhan yang masuk kepada dirinya. Namun, ia tegaskan kembali, jika pemerintah memang secara bertahap akan mengurangi elpiji 3 kilogram subsidi. Sebagai gantinya, pemerintah sudah menyiapkan sambungan gas rumah atau jargas.

Daerah yang sudah teraliri gas bumi, maka pasokan SPBE akan berkurang yang secara bertahap hanya akan diberikan kepada masyarakat yang berhak. 

Hanya saja kata Sibro, pasti ditemukan kendala. Apalagi masyarakat banyak yang tidak paham, bahwa gas elpiji 3 kilogram itu hanya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu dan pelaku usaha yang masuk kategori Mikro. Belum lagi carut marutnya data DTKS yang menjadi dasar penyuran gas elpiji 3 kilogram. 

“Ini pemerintah daerah harus turun tangan, dengan mengecek kondisi gas elpiji 3 kilogram berapa yang beredar, dan berapa kebutuhan, termasuk di Kota Probolinggo,” tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES