Petani Tembakau Temanggung Dituntut Lebih Krearif Mengolah Hasil Panen

TIMESINDONESIA, TEMANGGUNG – Cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan bagi para petani tembakau di Kabupaten Temanggung.
Hal ini karena tanaman tembakau membutuhkan sinar matahari yang berkesinambungan. Bukan hanya pada saat tanam, paska panenpun daun tembakau masih membutuhkan sinar matahari untuk proses pengeringan.
Advertisement
"Cuaca menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil panen petani tembakau, karena mulai dari menanam sampai pengeringan terus membutuhkan sinar matahari," terang Eko, salah satu petani tembakau asal Temanggung, Rabu (9/8/2023).
Karena itu, ia dan para petani tembakau lainnya, melakukan berbagai cara agar hasil tanaman tembakau yang mereka tanam tetap terjual dengan harga yang relatif tinggi. Mereka berharap cuaca yang ada tetap bersahabat, sehingga daun tembakau memilikinya masih berkualitas dan laku di pasaran.
Eko menambahkan, bahwa cuaca yang ada adalah faktor yang ada diluar kemampuannya. "Kalau soal cuaca, itu kan sudah diluar kuasa kita, jadi ya kita hanya bisa berdoa saja agar cuacanya selalu bagus," harapnya.
Daun tembakau yang telah dirajang menjadi ukuran yang lebih kecil, yang biasa digunakan sabagai bahan rokok lintingan, atau biasa disebut dengan istilah lembutan. (FOTO: Hermanto/TIMES Indonesia)
Untuk mengatasi anjloknya harga jual tembakau, para petani ini mensiasatinya dengan merajang tembakau menjadi ukuran yang lebih kecil. Mereka biasa menyebutnya dengan istilah, lembutan. Dengan lembutan ini diharapkan bisa mempertahankan harga jual di pasaran.
Sementara itu, Parto petani tembakau asal Kledung, mengatakan bahwa harga tembakau yang ada, sebenarnya justru cenderung meningkat namun harus dibuat menjadi lembutan, tidak lagi dijual lembaran seperti kebiasaan sebelumnya.
"Sebenarnya harga lembutan semakin hari semakin meningkat, mungkin ini karena banyaknya para pelinting tembakau yang ada," akunya.
Tembakau lembutan ini memang biasa digunakan untuk membuat rokok lintingan. Sementara itu, peminat rokok lintingan inipun jumlahnya kian bertambah, mengingat harga rokok pabrikan terus merangkak naik.
Sedangkan jika tembakau dirajang sebagaimana permintaan pabrik, ternyata harga jualnya tidak bisa dipastikan. Bahkan harganya pun jauh di bawah harga lembutan.
Sementara itu Adi Misriyanto, dari Kembang, Dlimoyo, Ngadirejo, Temanggung, salah satu penjual tembakau lembutan mengakui bahwa harga yang ada sekarang ini, relatif mengalami peningkatan.
"Untuk harga lembutan sebenarnya terus mengalami kenaikan. Sekarang harga termurah saja sudah sekitar Rp 150.000 untuk setiap kilonya. Untuk yang kualitasnya bagus bisa sampai Rp750.000," ungkapnya.
Para petani tembakau memang dituntut harus lebih kreatif dan mampu membaca peluang. Tidak lagi mengandalkan pabrik atau gudang untuk bisa menerima daun tembakau hasil panen yang ada.
Petani tembakau harus mampu memproduksi tembakau dalam bentuk yang berbeda. Dengan seperti itu, mereka akan mempunyai alternatif jika harga jual ke pabrik atau gudang tembakau mengalami penurunan harga.
"Tembakau dari kawasan Kabupaten Temanggung ini sebenarnya mempunyai kualitas yang bagus, dan ini disukai oleh para pelinting. Disitulah harga lembutan bisa menolong para petani tembakau untuk mendapatkan harga jual hasil panen mereka tetap tinggi," pungkas Adi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |