Peristiwa Daerah

Goa Jepang di Majalengka Jadi Saksi Sejarah Agresi Militer Belanda I 

Minggu, 13 Agustus 2023 - 11:00 | 144.67k
Penyerbuan tentara Belanda ke Goa Jepang yang diduduki pejuang Majalengka, pada Tahun 1947. (FOTO: Nasional Arsip Juli 1947)
Penyerbuan tentara Belanda ke Goa Jepang yang diduduki pejuang Majalengka, pada Tahun 1947. (FOTO: Nasional Arsip Juli 1947)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Langkah-langkah militer tak terlupakan terpatri dalam sejarah Indonesia saat tentara Belanda melancarkan Operatie Product pada tanggal 21 Juli 1947, yang lebih dikenal sebagai Agresi Militer I. Wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tak luput menjadi sasaran dari tindakan kontroversial ini.

Pegiat sejarah Grup Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana, menjelaskan bahwa peristiwa bersejarah ini terhubung erat dengan pelanggaran terhadap Perjanjian Linggarjati.

Advertisement

"Tentara Belanda saat itu jelas melanggar janji dan beroperasi tanpa etika dari ketentuan yang telah disepakati dari hasil perundingan Linggarjati," ungkap Nana kepada TIMES Indonesia, Minggu (13/8/2023).

Latar belakang Agresi Militer I memiliki akar pada ambisi pemerintah kolonial Belanda untuk merebut kembali kendali atas Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Sumatera.

"Kedua pulau ini menjadi target kolonial Belanda karena kaya akan kandungan sumber daya alam, terutama minyak bumi," terang Nana.

Nana mengatakan, sorotan khusus lainnya mengarah pada wilayah Majalengka, dimana pasukan Belanda secara aktif mengambil langkah-langkah penting dalam aksi Agresi Militer I. Mereka menjaga tempat-tempat vital, termasuk markas besar tentara Belanda di Tonjong.

Pengamanan juga dilakukan terhadap bunker, seperti Gua Jepang, yang menjadi pusat strategis. Gua Jepang sendiri sebelumnya telah diduduki oleh tentara republik yang ada di Majalengka pada tahun 1945.

Kejadian paling menonjol adalah pada tanggal 24 Juli 1947, saat tentara Belanda menyerbu Gua Jepang dan berhasil merebutnya, termasuk markas besar yang kini dikenal sebagai Kodim 0617 Majalengka.

"Pengambilalihan ini merupakan bukti nyata betapa besarnya ambisi pemerintah kolonial Belanda pada masa itu untuk menguasai dan tidak mau mengakui akan kemerdekaan Indonesia," ujar pria yang akrab disapa Naro ini.

Sementara itu, Naro mengungkapkan, bahwa peristiwa bersejarah ini sebagai bagian penting dari perjalanan bangsa Indonesia yang tidak boleh diabaikan dan mesti dipahami.

Sebab, menurutnya hal ini merupakan tumpuan untuk mengenang perjuangan pahlawan di masa lalu, serta sebagai pelajaran bagi generasi sekarang agar menjaga kedaulatan dan integritas bangsa.

"Rangkaian kenangan dari peristiwa ini menjadi sebuah catatan sejarah yang terus akan mengingatkan perjuangan dan pengorbanan yang telah terjadi," tutur Naro.

Melalui pengenangan ini, ia mengajak kepada seluruh generasi penerus khususnya warga Kabupaten Majalengka, agar semangat patriotisme harus senantiasa terus dihidupkan untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia yang merdeka dan berdaulat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES