Pemadaman Akibat Wedding Flare di Savana Bromo Tidak Bisa Mengandalkan Hujan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pemadaman Kebakaran Savana Bukit Teletubies Gunung Bromo, akibat wedding flare disebut tidak bisa mengandalkan alam, karena curah hujan untuk bulan September 2023 ini diprediksi rendah. Prediksi itu berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Kimatologi dan Geofisika atau BMKG dari sepekan terakhir ini.
Beberapa titik kebakaran hutan dan Savana Gunung Bromo akibat wedding flare masih berlanjut. Bahkan, hingga Jumat (8/9/2023), masih belum padam secara menyeluruh.
Advertisement
Itu diungkapkan Kabid Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Probolingo, Mohammad Zubaidullah. Menurutnya, untuk prediksi prakiraan cuaca di Jawa Timur, khususnya di Probolinggo pada bulan September ini rendah, yaitu 0-50 mm. Artinya, untuk kebakaran Savana bukit Teletubies Gunung Bromo belum bisa mengandalkan hujan.
Bahkan, prediksi angka tersebut jauh dari angka menengah, yaitu mulai dari 101-300 mm. Artinya, potensi turunnya hujan bulan ini sangat kecil. Tentunya hal itu sangat berdampak pada masalah kebakaran hutan dan juga area Savana bukit Teletubbies yang ada di Gunung Bromo.
Grafik perdiksi hujan BMKG (Foto: BPBD Kabupaten Probolinggo for TIMES Indonesia)
“Untuk masalah kebakaran di kawasan Gunung Bromo, tidak bisa mengandalkan alam. Tetap harus dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Lebih lagi, ada sejumlah titik yang sulit dijangkau mobil pemadam kebakaran,” ucap Zubaidullah.
Sementara itu, lanjut Zubaidullah, kebakaran yang terjadi di bukit teletubbies dan juga savana akibat flare masih belum padam sepenuhnya. Petugas gabungan terus berupaya melakukan pemadaman secara manual. Sehingga, penutupan di sejumlah kawasan bagi wisatawan belum dicabut.
Adapun dari data yang dihimpun mulai dari tahun 2014 hingga tahun 2022, jumlah kejadian yang ditangani BPBD terus melonjak naik. Diantaranya pada tahun 2014: 23 kejadian, 2015: 35 kejadian, 2016: 52 kejadian, 2017: 77 kejadian, 2018: 76 kejadian, 2019: 99 kejadian, 2020: 107 kejadian, 2021: 108 kejadian, 2022: 160 kejadian.
“Untuk tahun ini, hingga akhir Agustus tercatat ada 70 kejadian bencana. Tentunya kami meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga bersama alam kita agar terhindar dari bencana, baik kebakaran hutan ataupun bencana lainnya,” tutup Zubaidullah, yang juga berkaitan dengan kebakaran Savana bukit Teletubies Gunung Bromo akibat wedding flare. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |