Peristiwa Daerah

Tiga Orang Meninggal di Insiden Longsor di Karangasem Bali, Ini Dugaan Penyebabnya

Senin, 11 September 2023 - 21:11 | 73.65k
BPBD Provinsi Bali dibantu masyarakat saat mengevakuasi jasad korban musibah longsor di Karangasem. (Foto: Humas Pemprov Bali)
BPBD Provinsi Bali dibantu masyarakat saat mengevakuasi jasad korban musibah longsor di Karangasem. (Foto: Humas Pemprov Bali)

TIMESINDONESIA, KARANGASEM – Penggalian batu tabas dengan membuat goa di tebing diduga menjadi pemicu musibah tanah longsor yang berlokasi di Sungai Kemoning, Banjar Kemoning, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, pada Senin siang (11/9/2023).

Longsor tersebut menimbulkan 3 korban meninggal dunia dan 2 lainnya alami luka ringan akibat tertimbun material longsor dari penambangan batu di bibir sungai (tebing).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin dalam siaran persnya mengungkap bahwa proses penanganan longsor sudah dilakukan sampai Senin sore tadi.

Seluruh korban tanah longsor itu, baik yang meninggal maupun yang luka ringan, sudah berhasil dievakuasi. “Evakuasi dilaksanakan oleh POS SAR Karangasem, BPBD Kabupaten Karangasem, Puskesmas Bebandem, TNI/Polri, Camat Bebandem, Kepala Desa Buana Giri beserta jajaran dan masyarakat/ relawan,” jelas Rentin.

Rentin mengungkap kronologi longsor berawal pada pukul 09.00 WITA saat para korban berada di lokasi untuk melaksanakan penggalian mencari batu tabas dengan membuat goa di tebing.

Berdasarkan keterangan dari korban tanah longsor yang selamat, goa yang dibuat baru berjalan sekitar 2 meter dan dikerjakan selama 2 jam. "Kemudian sekitar pukul 11.00 WITA tanah di atas lokasi penggalian tiba-tiba longsor dan menimpa korban sedangkan korban lainnya selamat karena terpental kayu," urai Rentin.

Warga kemudian melaporkan kejadian ini kepada Kepala Desa Buana Giri, I Nengah Diarsa dan langsung dilakukan proses penggalian material dengan menggunakan alat berat jenis excavator milik Ni Kadek Tina Yanti.

Berikut ini daftar nama korban meninggal dunia yaitu I Ketut Sueca (40) kemudian I Kadek Pasek (37) dan I Kadek Berata (44), yang semuanya tercatat sebagai warga Dusun Kemoning, Desa Buana Giri.

Sementara korban luka ringan terdata atas nama I Kadek Berata (34) dan I Kadek Suardika (20) dengan alamat yang sama dengan ketiga korban meninggal.

Atas musibah tanah longsor tersebut, Rentin mengungkap nantinya akan ada penyaluran Bantuan dan Santunan sesuai amanat Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial yang Tidak dapat direncanakan sebelumnya untuk Korban Bencana/Musibah.

"Terhadap korban meninggal dunia akan diberikan santunan masing-masing 15 juta rupiah," imbuhnya.

Selain itu, Rentin juga mengingatkan masyarakat agar lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas di daerah tebing curam yang berpotensi longsor.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan  mitigasi awal secara mandiri dengan mengenali potensi ancaman bencana di sekitar tempat beraktivitas.

“Setelah tahu potensi ancaman yang ada, maka wajib siapkan skenario atau strategi penyelamatan diri agar terhindar dari ancaman bahaya tersebut, jika tiba-tiba kemungkinan tersebut terjadi," imbaunya.

Ia juga berpesan kepada warga setempat sebaiknya menghindari untuk beraktivitas di sekitar daerah tersebut.

"Jika tebing/lereng sangat curam dan kondisi tekstur tanah atau bebatuan yang relatif labil alias tidak kuat makan dikhawatirkan berpotensi longsor," katanya mengingatkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES