Kecap Legendaris Cap Orang Jual Sate Masuk Lima Besar Tertua Sebelum Indonesia Merdeka

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kecap legendaris Cap Orang Jual Sate terdaftar sebagai salah satu dari lima kecap manis tertua yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Kecap ini sangat melekat bagi warga Probolinggo. Bahkan, ada sebuah daerah di Probolinggo yang diberi nama Kecapan.
Susanto (56), mantan karyawan Pabrik Kecap Cap Orang Jual Sate, menjelaskan bahwa kecap ini sangat populer pada masanya. Kecap yang didirikan pada tahun 1889 oleh Ong Tjien Boen mempekerjakan hingga 100 orang.
Advertisement
“Pada awalnya, kecap ini bernama Bintang Bidadari. Namun pada tahun 1920, pabrik kecap ini dipindahkan ke Jalan Siaman. Lima tahun kemudian, anak-anak Ong Tjien Boen melanjutkan usaha ini dengan dua merek: Bintang Bidadari dan Cap Macan,” kata Susanto, mengutip referensi yang ia dapat dari berbagai sumber dan cerita dari mantan karyawan lainnya, pada Jumat (15/9/2023).
Dia menambahkan bahwa merek Kecap Cap Orang Jual Sate mulai diperkenalkan ketika perusahaan dikelola oleh Nyoo Tjing Hien. Saat itu, status perusahaan berubah menjadi PT Pusaka Sumber Jaya.
Pada tahun 1991, PT Aneka Food mengakuisisi saham PT Pusaka Sumber Jaya, dan kepemilikan ini berlangsung hingga 2016 sebelum diakuisisi oleh PT Sinarmas Surya Sejahtera, pemiliknya hingga saat ini.
“Sesuai namanya, Cap Orang Jual Sate, kecap manis ini sangat cocok untuk membuat sate. Kecap ini memiliki tekstur yang tidak terlalu kental, cenderung encer, yang menjadi salah satu rahasia di balik rasa manis uniknya yang membedakannya dari kecap lainnya,” tambahnya.
Selain itu, ada kecap manis lain yang telah berdiri sebelum kemerdekaan dan masih eksis hingga saat ini, seperti Kecap Benteng yang didirikan pada tahun 1882 oleh Teng Hay Soey. Kecap ini saat ini dikelola oleh keturunan Teng Hay Soey dan diproduksi di Tangerang, hanya didistribusikan di kawasan Tangerang dan Jakarta.
Kecap legendaris lainnya termasuk Cap Maja Menjangan, yang didirikan pada tahun 1940 oleh H. Saad Wangsadidjaja di Majalengka, Jawa Barat dengan peralatan sederhana dan produksi terbatas. Meskipun demikian, kecap ini tetap mempertahankan kualitas rasa khas yang diperkaya dengan gula aren. Produk ini tahan lama, bisa bertahan hingga dua tahun tanpa pengawet dan tersedia di Cirebon, Karawang, dan Kuningan.
Kecap SH adalah kecap lain yang berdiri sejak 1920 di Tangerang, didirikan oleh Siong Hin. Produk ini masih populer, terutama di Tangerang dan Banten, dan dikenal dengan label berwarna oranye terang yang menampilkan inisial “SH”.
Terakhir, ada Kecap Bango yang didirikan oleh Tjoa Pit Boen pada tahun 1928. Kecap ini akhirnya menjadi bagian dari PT Unilever Indonesia pada tahun 2001 dan mengalami beberapa perubahan merek, dengan yang terakhir terjadi pada tahun 2008 ketika namanya resmi berubah menjadi “Bango”. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |