256 Paket Barang Hilang di Ekspedisi, Perajin UMKM Konveksi di Kota Tasikmalaya Gelisah

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Perajin Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) konveksi rumahan di Kota Tasikmalaya merasa cemas dan kecewa dengan pelayanan jasa ekspedisi J&T.
Pasalnya, sebanyak 256 paket barang yang mereka kirim melalui J&T hingga saat ini keberadaannya menjadi misteri.
Advertisement
Anang Fachrul Rozzy, salah satu perajin UMKM telah menggeluti usaha ini selama dua tahun, mengeluhkan kondisi ini. Meskipun telah berulang kali mencoba mengonfirmasi keberadaan paket kepada kurir dan kantor J&T Drop Point Tasikmalaya, belum ada kejelasan yang diberikan.
Warga Kp. Subanegara, Purbaratu, Kota Tasikmalaya itu menjelaskan bahwa selama ini omset penjualannya mencapai sekitar 400-500 transaksi per hari. Pemasaran produk-produknya dilakukan melalui media e-commerce TikTok dengan nama akun 'Rozy'.
Namun, ketidakpastian ini mulai terasa sejak akhir bulan Agustus ketika Fachrul mendapati banyaknya data paket retur dari konsumen yang membatalkan transaksi di akun TikTok miliknya.
Barang-barang tersebut telah tercatat sudah sampai ke tempat tujuan namun barang tersebut statusnya diretur. Sementara dalam status histori trackingnya berada di J&T Tasikmalaya.
Menurutnya, sekitar bulan Agustus, ia mengecek status returan di akun TikTok miliknya, dan ia pun terkejut melihat banyaknya status barang sudah sampai. Sedangkan status di akun TikTok berada di Kantor J&T &T Tasikmalaya.
"Saya kemudian menghubungi kurir melalui pesan WhatsApp, dan kurir tersebut mengatakan bahwa barang-barang returan itu tertumpuk di gudang," ungkap Fachrul kepada TIMES Indonesia Kamis (5/10/2023) malam.
Fachrul kemudian mempertanyakan kembali kepada kurir, dan si kurir pun meminta waktu seminggu untuk mencari barang-barang returan tersebut. Beberapa hari kemudian, sekitar 20-30 barang returan akhirnya tiba di tangan Fachrul.
Namun, kebingungannya semakin bertambah karena barang-barang tersebut memiliki tanggal pengiriman yang baru satu minggu sebelumnya, padahal ratusan barang returan yang ditanyakan adalah returan barang di beberapa bulan yang lalu.
Ketika Fachrul kembali bertanya kepada kurir, kurir tersebut hanya menjawab bahwa ia akan berbicara dengan pimpinannya terlebih dahulu. Namun, sayangnya setelah sebulan menunggu, informasi itu tak kunjung datang.
Ia bahkan sempat menemui petugas di Gudang J&T, namun jawaban dari petugas di gudang sama, barang tersebut tidak ditemukan. Ia disarankan menghubungi kantor J&T. Fachrul mencoba menghubungi kembali kurir melalui pesan WhatsApp dan sambungan telepon, namun sangat disesalkan tidak ada jawaban sama sekali.
"Saya sudah mencoba menanyakan kepada kurirnya, tetapi dia selalu bilang akan menanyakan kepada atasannya dulu. Melalui pesan WhatsApp atau telepon, tidak ada tanggapan. Saya sudah menunggu hampir sebulan dua minggu, namun belum ada jawaban," tambah Fachrul.
Fachrul menambahkan dari 256 paket retur yang belum diterimanya dirinya mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp20 jutaan.
"Belum lagi yang belum dicek dari kantor J&T yang di Rajapolah. Saya harap J&T bisa bertanggung jawab. Apabila tidak bertanggungjawa saya akan coba meminta bantuan pencerahan dan keadilan kepada lembaga perlindungan konsumen," terangnya.
Sementara itu salah satu bagian administrasi yang dituakan di Kantor J&T Drop Point Tasikmalaya, Aep Saepulloh (41) sewaktu ditemui TIMES Indonesia mengakui pihaknya telah menerima laporan paket retur konsumen yang diduga hilang dan belum diterima kembali oleh konsumennya.
"Ya saya sudah menerima laporan paket retur yang belum sampai ke konsumen atas nama Rozy. Saat ini sedang dikonfirmasi ke beberapa kurir dan lagi dilacak keberadaannya," pungkas Aep dari ruang kerjanya di Jalan BKR, Kahuripan, Tawang Kota Tasikmalaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |