Peristiwa Daerah

Polres Sumba Timur Lepas 6 Ekor Penyu Sitaan Ditpolairud Polda NTT

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 17:10 | 55.02k
Pelepasliaran 4 ekor penyu oleh Ditpolairud Polda NTT didmpingi Kapolres Sumba Timur AKBP Fajar W.S di Pantai wisata Walakiri. (FOTO:Habibudin/TIMES Indonesia)
Pelepasliaran 4 ekor penyu oleh Ditpolairud Polda NTT didmpingi Kapolres Sumba Timur AKBP Fajar W.S di Pantai wisata Walakiri. (FOTO:Habibudin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Kepolisian Resort (Polres) Sumba Timur kembali melepas liarkan sejumlah 6 ekor penyu sitaan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Kepolisian Daerah (Polda)  NTT.

Pelepasliaran 6 ekor penyu jenis sisik berusia 30 tahun itu, dilaksanakan di pantai Wisata Walakiri, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Acara ini dihadiri langsung oleh Kapolres Sumba Timur AKBP Fajar Widiyadharma Lukman, S.I.K, Anggota Ditpolairud Polda NTT, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT, Kodim 1601 Sumba Timur Sabtu (7/10/2023).  

Advertisement

Menurut Anggota Ditpolairud KP Semau 3012 Bripka Daniel Kase, penyu ini adalah satwa yang harus dilindungi. “Dari hasil sitaan kita, 6 ekor penyu jenis sisik ini ada 4 yang masih hidup dan 2 ekormya sudah mati,” ungkapnya. 

Adapun 6 ekor penyu ini ditemukan di wilayah Mbukawini, pantai Hariti, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur dari seorang warga atas laporan masyarakat sekitar langsung disita dan diamankan pada tanggal 4 Oktober 2023. Pada hari ini dilakukan pelepasliaran satwa tersebut di pantai wisata Walakiri.      

“Penyu-penyu yang dilepaskan hari ini merupakan hasil sitaan dari Ditreskrimkus Polda NTT dan sudah ada tersangkanya namun hingga saat ini masih dalam proses penyilidikan,” ujarnya.

Semetara Bripka Wilfridus Keyn, anggota Polairud Polda NTT menjelaskan, penyu mampu berimigrasi dalam jarak yang sangat jauh sepanjang kawasan samudera Hindia, samudera Pasifik dan Asia Tenggara.

“Konservasi juga merupakan salah satu kegiatan yang sangat diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu karena predator alami maupun ulah manusia,” paparnya.   

Lebih lanjut ia menyebut, kegiatan konservasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian habitat penyu. Masyarakat sekitar harus diberi keasadarn mengenai perlindungan penyu karena penting untuk menjaga kelestariannya.

“Kita berharap masyarakat juga ikut menjaga dan memelihara penyu bahkan satwa lainnya di laut untuk dilepasliarkan,” ucap Bripka Wilfridus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES