6 Deretan Pohon Tahan Api Versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Belakangan ini terjadi kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Indonesia. Fenomena El Nino di Indonesia menjadi ancaman bagi Indonesia. Tahun 2023, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat selama periode Januari - Juli 2023 luas karhutla mencapai 90,405 hektar (ha). Seluruh kebakaran ini menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).
Ada 10 provinsi dengan luas area karhutla terbesar periode Januari-Juli 2023 yaitu Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Riau.
Advertisement
Walaupun demikian, ada beberapa hal dalam mencegah agar karhutla tidak sering terjadi dan terlebih ketika musim kemarau tiba. Salah satunya adalah memperbanyak menanam tanaman yang diklaim dapat mencegah kebakaran atau ‘tahan api’.
KLHK menyebutkan bahwa diantara ribuan jenis tanaman, ternyata ada tanaman yang dapat mencegah kebakaran. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini tanaman ‘tahan api’.
1. Pohon Laban
Tanaman yang asli Indonesia ini memang jarang sekali ditemukan oleh sebagian orang. Laban adalah salah satu tanaman yang bisa bertahan setelah kebakaran terjadi.
Oleh sebab itulah, tanaman ini sangat dirokemendasikan sebagai tanaman untuk menghambat kebakaran hutan dan mengurangi kerugian akibat kebakaran hutan. Tanaman Laban merupakan salah satu jenis tumbuhan potensial untuk mereklamasi lahan bekas tambang batubara.
Daun leben yang memiliki nama ilmiah Vitex pubescens Vahl adalah tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Laban tumbuh hampir di semua provinsi di Sumatera dan Kalimantan.
Pohon laban telah digunakan dalam banyak pengobatan tradisional. Daun dan kulit batang laban digunakan untuk mengobati sakit pinggang, gangguan pencernaan, demam, sengatan kalajengking hingga digunakan sebagai obat penambah stamina.
Daun laban telah diteliti mengandung senyawa ecdysteroid, flavonoid, steroid, dan fenolik yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
2. Dadap Duri
Tanaman Dadap duri dipercaya tahan terhadap api oleh masyarakat di sekitar Hutan Gunung Merapi. Tanaman ini tidak akan terbakar meski terjadi musim kemarau.Pohon dadap duri digunakan oleh masyarakat Gunung Merapi sebagai skat untuk lahan bekas kebakaran.
Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun-kebun kopi dan kakao, atau pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, panili, atau umbi gadung. Juga baik digunakan sebagai tiang-tiang pagar hidup. Di wilayah Pasifik, dadap dimanfaatkan sebagai penahan angin.
Tanaman ini menghasilkan kayu ringan, lunak dan berwarna putih, yang baik untuk membuat pelampung, peti-peti pengemas, pigura, dan mainan anak. Kayunya juga merupakan bahan pulp.
Daun-daun dadap yang muda dapat digunakan sebagai sayuran. Daun-daun ini berkhasiat membanyakkan susu ibu, membuat tidur lebih nyenyak, dan bersama dengan bunganya untuk melancarkan haid. Cairan sari daun yang dicampur madu diminum untuk mengobati cacingan; sari daun dadap yang dicampur minyak jarak (kasteroli) digunakan untuk menyembuhkan disentri. Daun dadap yang dipanaskan digunakan sebagai tapal untuk meringankan reumatik. Pepagan (kulit batang) dadap memiliki khasiat sebagai pencahar, peluruh kencing dan pengencer dahak.
3. Pohon Gaharu
Pohon Gaharu. (FOTO; Dok. Lindungi Hutan)
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa pohon Gaharu cocok dan sedang di kembangkan untuk menghindari kebakaran hutan. Pohon Gaharu cocok ditanam di lahan gambut. Hal ini disebabkan air sulit disimpan pada lahan gambut.
Kayu gaharu sangat terkenal aromatik. Kayu gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga enus Aquilaria, terutama Aquilaria malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum.
Dalam perdagangan dunia, gaharu dikenal dengan nama agarwood, aloewood, atau eaglewood. Karena aromanya yang harum, gaharu termasuk komoditi mewah untuk keperluan industri, parfum, komestik, dupa, kemenyan, bahan baku obat-obatan, dan teh.
Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang lalu) menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.
Selain kandungan resin yang terdapat pada bagian gubal kayu gaharu sebagai bahan pelengkap wangi-wangian karena memiliki aroma harum yang sangat khas, daun gaharu ternyata juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah secara tradisional telah mengenal khasiat daun gaharu sebagai minuman teh keluarga, dan dikenal sebagai teh herbal, yang digunakan untuk menangkal keletihan akibat gangguan tidur ringan.
Minuman teh herbal itu diramu dari daun gaharu yang diiris-iris lalu dijemur sebentar kemudian diseduh air hangat. Teh herbal itu berkhasiat menimbulkan rasa kantuk dan setelah bangun dari terlelap sejenak tubuh akan menjadi lebih segar.
4. Pohon Pinang
Pohon pinang adalah salah satu jenis tumbuhan monokotil yang tergolong palem-paleman. Pohon pinang masuk ke dalam famili Arecaceae pada ordo Arecales. Pohon ini merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomi dan potensi yang cukup tinggi.
Tanaman yang memiliki batang lurus dan ramping ini memiliki banyak sekali manfaat dan umum dikenal sebagai tanaman obat. Di beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan dimanfaatkan untuk acara seremonial seperti ramuan sirih pinang untuk upacara adat.
Pohon pinang merupakan vegetasi tahan api yang sangat bermanfaat untuk mencegah kebakaran hutan di musim kemarau yang panas sekaligus mencegah bencana long sor dan banjir di musim hujan.
5. Pohon Jarak Pagar
Pohon Jarak Pagar (FOTO; Dok. plantandforester.com)
Jarak pagar (Jatropha curcas) adalah tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas.
Berdasarkan pengamatan terhadap keragaman di alam, tumbuhan ini diyakini berasal dari Amerika Tengah, tepatnya di bagian selatan Meksiko, meskipun ditemukan pula keragaman yang cukup tinggi di daerah Amazon. Penyebaran ke Afrika dan Asia diduga dilakukan oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol berdasarkan bukti-bukti berupa nama setempat.
Ke Indonesia, tumbuhan ini didatangkan oleh Jepang ketika menduduki Indonesia antara tahun 1942 dan 1945. Tumbuhan ini direncanakan sebagai sumber bahan bakar alternatif bagi tank dan pesawat perang sewaktu Perang Dunia II.
Kemampuan untuk diperbanyak secara klonal menyebabkan keanekaragaman tumbuhan ini tidak terlalu besar. Walaupun demikian, karena ia termasuk tumbuhan berpenyerbukan silang maka mudah terjadi rekombinasi sifat yang membawa pada tingkat keragaman yang cukup tinggi.
Bahan tanaman dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.
Jarak pagar dipandang menarik sebagai sumber biodiesel karena kandungan minyaknya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan lain (misalnya jika dibandingkan dengan kelapa sawit atau tebu), dan memiliki karakteristik agronomi yang sangat menarik. Selain itu pohon jarak pagar merupakan vegetasi tanaman tahan api yang sangat bermanfaat untuk mencegah dan meredam kebakaran hutan pada musim kemarau.
6. Pohon Talas Jumbo
Talas, keladi, atau seratah adalah tumbuhan penghasil umbi-umbian yang cukup penting. Tanaman ini berasal dari suku talas-talasan atau Araceae. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan pada zaman sebelum padi ditanam orang. Di beberapa daerah di Indonesia, talas bahkan jadi makanan pokok. Talas bisa disebut sebagai tanaman yang mampu tumbuh di berbagai daerah dan bisa bertahan dalam berbagai kondisi alam.
Penanaman pohon dapat mulai dilakukan ketika masuk musim penghujan. Hal ini agar pepohonan dapat segera tumbuh subur dan pepohonan dapat hidup. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |