Peristiwa Daerah

Ahli Komunikasi Unair Sebut Teknologi AI Tak Bisa Gantikan Peran Jurnalis

Kamis, 19 Oktober 2023 - 10:49 | 58.40k
Diskusi perkembangan AI yang digelar PT Cargill Cocoa Indonesia bersama jurnalis dengan menghadirkan ahli komunikasi Unair dan CEO Kapanlagi. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia).
Diskusi perkembangan AI yang digelar PT Cargill Cocoa Indonesia bersama jurnalis dengan menghadirkan ahli komunikasi Unair dan CEO Kapanlagi. (FOTO: Akmal/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, GRESIK – Kemajuan teknologi informasi melalui Artificial Intelligence (AI) tak dapat dipungkiri. Meski begitu, akademisi Universitas Airlangga Surabaya (Unair) menyebut peran jurnalis tak pernah tergantikan.

Dalam suatu forum media gathering yang diselenggarakan PT Cargill Cocoa and Chocolate Gresik, ahli kajian komunikasi dan masyarakat Unair, Irfan Wahyudi mengatakan dunia Jurnalisme mau tidak mau harus siap dengan disrupsi yang terjadi dalam tradisi kerja mereka.

"Praktik AI di dunia Jurnalisme ini sudah dimulai, seperti pembaca/pembawa berita, alias News Anchor," katanya, Kamis (19/10/2023).

Meski begitu, Irfan menyatakan AI tidak serta merta meninggalkan peran manusia. Namun, dia berpendaoat lebih kepada pembagian peran yang setara. 

Irfan Wahyudi mengatakan, AI adalah mesin bahasa, bukan mesin kebenaran, faktor manusia masih sentral dalam industri media. Konkritnya AI tidak mungkin bisa turun ke lapangan.

"AI tidak bisa melakukan reportase dan memverifikasi peristiwa yang belum terekam di dunia digital," terang Irfan, yang sedang studi di Belanda.

Sementara itu, narsumber lain, CEO Kapanlagi Younivers Wenseslaus Manggut menyebutkan, adanya AI bisa menjadi peluang bagi industri jurnalisme untuk mensuplai bahan data bagi perusahaan AI.

Wens mengetengahkan, memang AI bisa mensistematisasi data - data dan sangat cepat dalam membantu riset atau membuat produk jurnalistik, baik teks, foto, video atau Infografik. Tapi data-data yang dikumpulkan AI biasanya yang sudah ada di database digital.

"Kalau misalnya teman-teman wartawan melakukan reportase tentang informasi yang baru, seperti jujukan tempat makan enak di Gresik, tentu harus datang ke lokasi, melakukan reportase dan penulisan. Itu yang tidak dapat dilakukan AI," imbuh terang Wens.

Nah di sisi itu, lanjut Wens, peluang ada, bila perusahaan AI mau memakai data itu untuk keperluan database pelayanannya ya harus membayar ke media yang menerbitkan.

"Makanya setelah aturan Publisher Rights kita dorong aturan yang mengatur hubungan perusahaan AI dengan perusahaan pers ini," inbuh Wens.

Intinya, menurut Wens, AI tidak akan mungkin melakukan sepenuhnya tugas-tugas dan fungsi Jurnalis atau wartawan. 

"Namun bisa dimanfaatkan untuk menunjang kerja Jurnalisme itu," ujarnya dalam diskusi perkembangan teknologi AI bersama jurnalis serta ahli komunikasi Unair. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES