Peristiwa Daerah

PWNU Jatim Galang Dana Perbaikan Bangunan Eks Markas Besar Oelama di Sidoarjo

Senin, 23 Oktober 2023 - 11:57 | 44.72k
eks Gedung Markas Besar Oelama (MBO) yang berada di kawasan Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo (Foto: Rudi Mulya/TIMES Indonesia)
eks Gedung Markas Besar Oelama (MBO) yang berada di kawasan Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo (Foto: Rudi Mulya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan melakukan penggalangan dana untuk proses perbaikan dan revitalisasi bangunan bersejarah eks Gedung Markas Besar Oelama (MBO) yang berada di kawasan Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Gedung MBO memiliki sejarah dalam proses perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang dilakukan oleh para ulama dan santri.

Advertisement

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, HM Sholeh Hayat. Menurutnya penggalangan dana perbaikan Gedung MBO, guna melestarikan bangunan bersejarah serta menguatkan semangat nasionalisme generasi penerus bangsa.

"Penuh sejarah, bagaimana saat menjelang pertempuran 10 November tahun 1945, para ulama yang saat itu menggalang kekuatan di Markas Oelama Jawa Timur dikawasan Blauran, Surabaya, lalu bergeser ke Markas Besar Oelama di Waru, Sidoarjo hingga akhirnya bergeser lagi ke Mojokerto,"ungkap Sholeh saat Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah' Hari Santri 2023 di eks gedung MBO, Waru, Sidoarjo, Sabtu (23/10/2023) malam.

Ketua Dewan Pengarah Tim Renovasi dan Revitalisasi MBO tersebut menceritakan jika para kiai menyiapkan markas MBO di Waru, Sidoarjo ini setelah merumuskan Resolusi Jihad di Kantor NU Cabang Surabaya tertanggal 22 Oktober 1945 yang kini resmi ditetapkan sebagai Hari Santri melalui Keputusan Presiden Jokowi pada pada 15 Oktober 2015 Islam.

"Para santri dari Banyuwangi, Jember, Bondowoso setelah penggemblengan mereka berangkat ke Kota Surabaya. Tapi sebelum ke Kota Surabaya, mereka berkumpul dulu di MBO, kedatangan mereka bertahap dan sengaja tidak diumumkan untuk menghindari intelijen Belanda saat itu," paparnya.

"Kiai Hasan dari Genggong-Probolinggo, Kiai Munasir Ali dan Kiai Achiyat Chalimy dari Mojokerto, Kiai Abbas dari Banten, Kiai Machrus Ali dari Lirboyo-Kediri, Kiai Hasyim Latief dari Sepanjang-Sidoarjo, juga memberikan penggemblengan di MBO" sambung Sholeh.

eks-Gedung-Markas-Besar-Oelama-a.jpgPembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah Hari Santri 2023 di eks gedung MBO, Waru, Sidoarjo, Sabtu (23/10/2023) malam (Foto: dok panitia for TIMES Indonesia)

Saat itu, Kepala Kantor MBO adalah Kiai Bisri Syansuri dan pimpinan kantornya Kiai Hasyim Asyari dan KH Wahab Chasbullah.

"Gedung Markas di Waru, Sidoarjo ini ditinggalkan, karena saat itu Tentara Sekutu mengamuk. Kemudian para kiai mundur ke Mojokerto. GedungMBO ditemukan sesuai informasi Kiai Hasyim Latief dan Kiai Munasir Ali, juga ada foto MBO di Kodam V/Brawijaya. Jadi, MBO merupakan markas perjuangan untuk mengatur strategi dan melakukan penggemblengan guna membela kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Soekarno-Hatta, apalagi Sekutu mengamuk karena Jenderal Mallaby tewas oleh anak-anak Hizbullah," jelas Sholeh.

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Renovasi/Revitalisasi MBO A Afif Amrullah M.Ei menjelaskan gedung MBO yang menjadi saksi dan bukti bahwa ulama itu berjihad melawan penjajah menjelang Pertempuran 10 November 1945 itu penting untuk diperkenalkan kepada masyarakat, karena itu PWNU Jatim membentuk tim MBO pada 2019 dan 2023.

"Kami Tim Revitalisasi MBO pada 2019 dipimpin Abah Sholeh Hayat dan berhasil menyelamatkan sertifikat tanah MBO yang semula milik pribadi itu menjadi milik Perkumpulan NU atas jasa Kiai Asep Syaifuddin saat menjadi Ketua PCNU Surabaya. Ditahun 2023 ini kami melanjutkan," katanya.

Afif mengajak masyarakat untuk melestarikan gedung bersejarah perjuangan kiai, santri dalam merebut kemerdekaan RI yang saat ini kondusinya kurang bagus karena dimakan usia ini.

"Kami mengajak bergandengan tangan, saling membantu agar gedung MBO ini dapat menjadi Destinasi pelajaran sejarah yang penting untuk generasi muda dan menjadi poin penting untuk membangun bangsa kedepan, terutama menjaga nasionalisme," harapnya.

Lebih lanjut, Ketua PW Lazisnu Jatim ini menjelaskan jika Kota Surabaya pada tahun 1945 menjadi medan pertempuran penting, apalagi sejak tewasnya Jenderal Mallaby dan adanya Resolusi Jihad yang menghukumi fardlu ain untuk berperang melawan dalam jarak tertentu dari Surabaya, sehingga para ulama mencari tempat untuk menyusun strategi dan melakukan penggemblengan spiritual.

"Memang awal markas ulama berada di Blauran, tapi Markas Oelama Djawa Timur di Blauran itu kurang aman, sehingga para ulama menggeser tempat di gedung yang berada di Kecamatan Waru ini untuk tempat strategis dalam merencanakan berbagai persiapan. Sejarahnya, KH Bisri Syansuri yang melakukan kegiatan teknis di Markas Besar Oelama (MBO) dengan arahan KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Chasbullan," ungkap Afif.

Saat ini, katanya, bagian dalam MBO sudah banyak yang mengelupas dan bahkan ada bagian yang sudah ambruk dan sebagian lagi juga rawan ambruk.

"Jika bangunan bersejarah ini dibiarkan, tentu ini mengkhawatirkan, karena nantinya generasi muda tidak bisa mengenali lagi, karena itu PBNU membentuk tim revitalisasi pada 2019 dan tahun 2023 ini untuk disegerakan," jelasnya.

Tim revitalisasi Gedung MBO, lanjut Afif  sejak Oktober 2023 merencanakan penggalangan dana untuk menguatkan struktur dan mempertahankan keaslian gedung semacam cagar budaya NU itu agar dapat dikenalkan kepada generasi muda hingga mereka semakin mencintai negeri ini.

"Tim baru ini melibatkan Lazisnu, lembaga wakaf, dan banom-banom NU untuk memaksimalkan potensi yang ada. Paling tidak, kami membutuhkan dana sekitar 500 juta sampai 1 miliar, lalu kami akan memulai renovasi pada 2024, karena kami berkejaran dengan potensi  keruntuhan gedung ini. Nantinya, bentuk gedungnya tidak diubah, tapi halaman dan atap akan diperbaiki," jelentrehnya.

"Selain renovasi, tim juga berpikir futuristik agar berharap gedung cagar budaya yang historis itu dapat menjadi salah satu titik penting untuk santri untuk menyelami nuansa perjuangan di MBO. Nantinya MBO ini akan menjadi  semacam wisata edukasi perjuangan ulama dan santri dalam berjuang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI bagi masyarakat dan generasi penerus, sehingga spirit nasionalisme tetap bergelora. Intinya jangan sampai sejarah itu dilupakan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES