Peristiwa Daerah

Gus Thoriq: Pak Jokowi Tanda Tangan Kontrak Politik Hari Santri pada Jumat Pahing malam Sabtu Pon, pada 27 Juni 2014

Selasa, 24 Oktober 2023 - 16:38 | 55.54k
Bupati Malang HM Sanusi memberikan memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berkontribusi dalam memajukan pesantren dan peringatan Hari Santri, seperti Ahmad Basarah dan KH Thoriq Bin Ziyad. (FOTO: dok TI)
Bupati Malang HM Sanusi memberikan memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berkontribusi dalam memajukan pesantren dan peringatan Hari Santri, seperti Ahmad Basarah dan KH Thoriq Bin Ziyad. (FOTO: dok TI)

TIMESINDONESIA, MALANG – Salah satu pencetus Hari Santri Nasional, KH Thoriq bin Ziyad, Pengasuh Ponpes Babusalam Pagelaran Kabupaten Malang ungkapkan banyak fakta perjalanan hari lahir santri

Gus Thoriq mengungkapkan cerita menarik tentang asal usul Hari Santri Nasional (HSN) pada acara Seminar Hari Santri yang digelar Pemkab Malang hari ini (24/10)

Dalam penuturannya, Thoriq mengungkapkan bahwa ide dan gagasan untuk merayakan Hari Santri secara nasional pertama kali dicetuskan di Kabupaten Malang. Setelah menunggu selama 9 tahun, Presiden Joko Widodo akhirnya mengakui pentingnya perayaan ini.

"HSN merupakan ide yang kami gagas di Kabupaten Malang. Kami menunggu selama 9 tahun untuk mendapatkan pengakuan dari presiden. Dan akhirnya, pada tahun ini, Presiden Jokowi menyampaikan pengakuan resmi terhadap Hari Santri Nasional itu lahir dari Kabupaten Malang,”ungkap KH Thoriq disambut tepuk tangan.

KH Thoriq bin Ziyad mendoakan siapapun yang merayakan Hari Santri akan diberikan keberkahan. Ia berharap perayaan HSN dapat menjadi momen yang membawa berkah bagi seluruh umat muslim dan para santri di seluruh Indonesia.

Namun, perjalanan panjang untuk mendapatkan pengakuan ini tidaklah mudah. Gus Thoriq menceritakan bahwa inisiasi HSN mengalami beberapa kegagalan. Pada tahun 2009 dan 2011 di Malang, upaya untuk mengusulkan HSN belum berhasil. Bahkan, tahun berikutnya ketika acara tersebut dipindahkan digelar ke Jember, upaya tersebut juga masih gagal.

Baru tahun 2014, lanjut Thoriq setelah bertemu dan diskusi dengan 4 pencetus lainnya yakni Dr. Ahmad Basarah, Saifudin Zuhri, Fathurahman dan Abdurahman sepakat dibuat kontrak politik untuk disampaikan kepada Capres Jokowi pada Pemilu 2014.

"Saya masih ingat betul, kontrak politik tersebut ditandatangani oleh Pak Jokowi pada hari Jumat Pahing malam Sabtu Pon, pada 27 Juni 2014 dan 2015 Hari Santri Nasional ditetapkan," ungkapnya.

Dalam kisah inspiratif ini, KH Thoriq mengungkapkan bahwa ada orang-orang luar biasa yang berperan penting dalam kelahiran Hari Santri Nasional, salah satunya adalah Mas Basarah, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Kontribusi mereka telah membantu dalam memperjuangkan pengakuan resmi Hari Santri Nasional.

Ditegaskan Thoriq, dampak dari ketetapan Hari Santri Nasional (HSN) sangat signifikan. Salah satunya adalah meningkatnya perhatian terhadap pondok pesantren di Indonesia. “Banyak santri yang telah mendapatkan kesempatan untuk berkarir di berbagai institusi pemerintahan, termasuk TNI dan Polri,” paparnya.

Bahkan, Thoriq memproyeksi tahun 2030 kelak, Indonesia akan menjadi negara terbaik di dunia. “Hal ini terutama karena kontribusi para santri yang telah diperoleh pendidikan dengan etika moral yang baik di pesantren dan kemudian masuk ke institusi negara,” imbuhnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Sudarmadji
Publisher : Satria Bagus

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES