Peristiwa Daerah

Menelisik Jejak Perjalanan Sunan Geseng di Kaki Gunung Andong Magelang

Jumat, 03 November 2023 - 09:03 | 563.27k
Masjid yang ada di area pemakaman Sunan Geseng, yang konon cikal bakalnya dibangun oleh Sunang Geseng. (Foto: Hermanto/ Times Indonesia)
Masjid yang ada di area pemakaman Sunan Geseng, yang konon cikal bakalnya dibangun oleh Sunang Geseng. (Foto: Hermanto/ Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Di kaki Gunung Andong, tepatnya Dusun Tirto, Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang terdapat sebuah makam yang dianggap sakral dan bersejarah. Makam ini dipercayai sebagai tempat peristirahatan terakhir Sunan Geseng.

Sunan Geseng adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa bagian selatan.

Advertisement

Melansir dari berbagi sumber, Sunan Geseng juga dikenal sebagai Raden Mas Cakrajaya atau Cokrojoyo. Ia berasal dari Bedhug, Bagelen, Purworejo.

Awalnya ia dikenal sebagai Ki Petungmlarat, julukan yang diberikan oleh masyarakat karena kondisinya yang sangat miskin.

Dikisahkan, ketika Petungmlarat sedang menyadap nira dengan melantunkan tembang, dirinya dihampiri oleh seseorang dan memberinya sebuah nasihat tentang cara berdoa yang benar yaitu dengan menyebut nama Tuhan.

jejak-SUnan-Gesneg.jpgMakam Sunan Geseng yang kerap didatangi para peziarah, khususnya pada malam Jumat dan Selasa Kliwon. (Foto, Hermanto/ Times Indonesia)

Kemudian, orang itu ikut ke rumah si Petungmlarat dan membantu mencetak gula dalam tempurung kelapa dari nira hasil sadapan si Petung. Sebelum pergi, sosok orang ini memberikan sebuah cetakan gula, tetapi ia berpesan untuk tidak membukanya.

Namun, si Petungmlarat  tidak sanggup menahan rasa penasaran. Akhirnya ia membuka cetakan gula dari orang yang tak dikenalnya itu. Setalah membukanya, si Petungmlarat  terkejut karena di dalam cetakan gula itu berisi bongkahan emas.

Setelah mencari tahu kesana kemari, si Petungmlarat mengetahui bahwa si pemberi cetakan gula  ini ternyata seorang wali yang kondang dengan nama Sunan Kalijaga.

Akhirnya, Petungmlarat bisa kembali bertemu dengan Sunan Kalijaga. Darinyalah si Petung belajar ilmu agama.

Menyebarkan Agama Islam

Dirasa ilmu agamanya sudah cukup, Cakrajaya atau si Petung mendapatkan mandat untuk mensyiarkan atau menyebarkan agama Islam yang telah ia pelajari dari Sunan Kalijaga.

Saat si Petung berkelana menyebarkan agama islam, ia mendapatkan tugas untuk menjaga tongkat bambu milik gurunya yang ditancapkan ke tanah.

Waktu terus berlalu, sebuah sumber menyebutkan sang guru kembali ke tempat di mana si Petung menjaga tongkat bambunya setelah 17 tahun. Keadaan pun telah berubah.

Saat Sunan Kalijaga kembali, si Petung tidak terlihat, yang ada hanya belantara bambu. Akhirnya sang sunan membakar belantara bambu tersebut.

Ketika semua bambu yang ada sudah terbakar, Sunan Kalijaga terkejut. Ternyata ia melihat si Petungmlarat dengan tubuh yang hangus karena ikut terbakar dengan bambu-bambu yang ada, namun masih hidup. Sejak saat itu Si Petung dijuluki Geseng yang artinya hangus atau gosong.

Setelah itu, Geseng atau Sunan Geseng mengikuti gurunya ke Demak untuk mendirikan Masjid Demak. Sunan Kalijaga memberikan kayu sisa pembangunan masjid kepadanya dan berpesan agar Sunang Geseng melanjutkan syiar agama.

Dan saat merasa lelah, di tempat itu di mana Sunan Geseng beristirahat, dibangun sebuah masjid dan pondok pesantren. Akhirnya, Sunan Geseng mendirikan masjid dan pondok di Desa Kleteran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Sekarang, makam Sunan Geseng di Kabupaten Magelang menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh para peziarah. Terlebih pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Di makam tersebut juga terdapat  tradisi malam Selikuran, yang diadakan setiap tanggal 20-21 Ramadhan  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES