Melihat Sekilas Jejak Kereta Api di Kota Magelang

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Stasiun Magelang Kota merupakan satu bangunan bersejarah yang menyimpan jejak sejarah kereta api di Kota Magelang.
Menghimpun dari beberapa sumber, stasiun yang didirikan pada 1898 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) ini menjadi saksi bisu perjalanan kereta api dan perdagangan yang berlangsung di Kota Magelang.
Advertisement
Stasiun ini terletak berdampingan dengan kawasan Grooteweg Noord hingga Grooteweg Zuid atau Chinnese Kamperment Straat - kini dikenal dengan kawasan pecinan, yang berada di Jalan Pemuda.
Jalur kereta api yang melintasi wilayah Magelang tidak hanya memudahkan transportasi penumpang, melainkan juga membangkitkan ekonomi melalui perdagangan.
Dari Stasiun Magelang Kota, masyarakat turut menghidupkan transaksi perdagangan hasil bumi. Para penumpang melakukan transaksi pertanian dan perkebunan, seperti padi, ketela, sayuran, tembakau, kopi, maupun rempah-rempah.
Bangunan serupa, di sisi timur bangunan utama, kini terlihat kotor, tidak terawat. (FOTO: Hermanto/TIMES Indonesia)
Stasiun ini menjadi tempat bertransaksi dan menjadi cikal bakal berdirinya Pasar Induk Kota Magelang, yang kini dikenal sebagai Rejowinangun.
Namun, eksistensi kereta api mulai surut ketika moda transportasi lain, seperti bus dan mobil pribadi, masuk ke Magelang.
Terputusnya jalur kereta akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi serta pertumbuhan terminal di sekitar Stasiun Magelang Kota juga menjadi faktor penurunan penggunaan kereta api.
Kini, Stasiun Magelang Kota telah menjadi saksi bisu akan sejarah perkeretaapian di Kota Magelang dan jejak perdagangan yang pernah berkembang di sekitarnya.
Meski kereta api tidak lagi beroperasi di Magelang, kenangan akan masa kejayaan dan peran stasiun ini dalam membangkitkan perdagangan tetap abadi.
Sejarah stasiun ini menjadi bukti konkret betapa transportasi kereta api dan perdagangan telah menjadi bagian integral dari perkembangan Kota Magelang, serta menjadi penanda perjalanan historis yang tak terlupakan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |