'Macah Besokeh' Membaca Kisah Kota Besuki sebagai Pusat Budaya dan Sejarah

TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Kota Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menjadi pusat perhatian pada malam Sabtu (18/11), ketika visual dan suara meriah mengisi bekas Kantor Keresidenan Besuki.
Teknologi "visual art video mapping" pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Situbondo, mengubah bekas bangunan tua yang menyeramkan menjadi pemandangan yang bersih dan berwarna-warni.
Advertisement
Grup musik Nusantara Rythem dari Kecamatan Jangkar, Situbondo, mempersembahkan musik dengan nuansa Madura, menghibur warga di acara bertajuk "Macah Besokeh" atau "Membaca Besuki." Acara ini merupakan bagian dari program Galang Gerak Budaya Tapal Kuda (GGBTK) yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek.
Tradisi kuno mamacah atau mocopat dihadirkan dalam acara ini, dengan dua pelaku tradisi, H. Muyati (130 tahun) dan Askar (83 tahun), membawakan cerita "Pandebeh 5" atau "Pendawa 5." Meskipun Muyati menghadapi keterbatasan fisik, generasi muda Besuki tetap menunjukkan kesadaran budaya dan harapan untuk melestarikan tradisi tersebut.
Redy Eko Prasetyo, musisi asal Besuki dan mahasiswa doktoral di Universitas Brawijaya (UB) Malang, menyatakan bahwa upaya untuk mempopulerkan seni mocopat di kalangan muda terus dilakukan. Generasi muda Besuki memperhatikan warisan budaya secara menyeluruh, termasuk merenovasi gedung bekas kantor keresidenan untuk kegiatan budaya.
Halil Budiarto, guru sejarah SMA Negeri Suboh, Situbondo, menceritakan perjuangan merenovasi gedung bersejarah tersebut, dengan tetap menjaga keasliannya. Meskipun awalnya dianggap aneh, upaya ini berhasil meyakinkan banyak pihak, termasuk pemerintah daerah yang memberikan dukungan sekitar Rp5 miliar. Renovasi selesai pada 2019, menjadikan gedung tersebut sebagai saksi sejarah yang memberikan bukti konkret tentang masa lalu kota Besuki.
Dr. Dwi Cahyono, ahli sejarah Jawa Timur, menekankan bahwa melestarikan warisan budaya harus diikuti dengan pemanfaatan aktif. "Kegiatan "Macah Besokeh" merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat Besuki menjaga dan menggunakan warisan masa lalu untuk memperkaya kehidupan generasi masa kini," ucapnya.
Acara ini tidak hanya menghidupkan kembali tradisi kuno, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menggali nilai-nilai sejarah dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik mengingat Kota Besuki yang pernah menjadi ibu kota pemerintahan setingkat keresidenan.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |