Kopi Aren di Benteng Kedung Cowek, Padmedia Bumikan Sastra

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sastra kini tidak harus diperkenalkan dengan metode baku. Dengan teatrikal, monolog bahkan puisi karya sastra makin lekat. Beragam pertunjukan menerjemahkan kisah-kisah fiksi Kota Surabaya karya 14 penulis. Pertunjukan yang diambil dari buku "Kopi Aren di Benteng Kedung Cowek".
Karya ini merupakan buku kedua Padmedia Publisher. Sebelumnya, mereka menggelar sayembara menulis cerita pendek.
Advertisement
Padmedia Publisher yang didirikan novelis Wina Bojonegoro menantang sejumlah penulis untuk mengungkap berbagai kisah yang ada di Kota Pahlawan menjadi sebuah karya. Mengangkat beragam kisah fiksi dalam bentuk cerita pendek yang diterbitkan dalam buku.
Surabaya Kota Pahlawan tentunya banyak kisah yang diceritakan. Ketika sayembara ini dibuka, responnya luar biasa.
Bahkan, ada penulis yang berada di luar negeri ikut serta dalam lomba menulis bertema "Surabaya Dalam Napasku" yang dibuka sejak Februari 2023 dan berakhir Mei 2023.
"Ternyata respon penulis yang ikut sangat besar. Peserta yang mengirim karya tak hanya dari Surabaya. Tapi ratusan naskah yang masuk datang dari luar Surabaya hingga luar negeri," kata Wina Bojonegoro pendiri Padmedia Publisher, Senin (11/12/2023).
Usia para penulis beragam mulai dari 17 hingga 40-an tahun. Naskah yang terkumpul lalu dikurasi Setelah dikurasi, terpilihlah 13 naskah. Ditambah satu naskah dari Wina sehingga menjadi 14 cerpen. Dibukukan menjadi Kopi Aren di Benteng Kedung Cowek.
Proses menjadi buku itu berlanjut dengan pendampingan naskah. Dieditori oleh penulis Windy Effendy.
Bersama Wina sebagai komandan Padmedia, keduanya lalu melakukan bedah naskah selama lebih dari sebulan.
Menurut Windy, ada penggantian judul, perombakan plot, memangkas naskah, sampai memanjangkan cerita.
”Semua itu menjadi lalu lintas menarik. Semata-mata untuk mendapatkan bacaan yang renyah, enak dinikmati, dan membuat kenangan yang melekat tentang Surabaya,” kata Windy.
Keberagaman Kota Surabaya tidak hanya dilihat dari sudut pandang sebagai Kota Pahlawan yang banyak meninggalkan bangunan bersejarah. Tabebuya pun tidak luput dari angle penulis.
"Bisa tentang gedung-gedung tinggi, jalanan hijau, trotoar lebar, gang-gang yang sempit, warganya yang ramah, makanan khas yang menggoyang lidah, orang kaya, kaum marginal, sampai para pemburu kehidupan malam,” kata Wina,
Alasan lainnya mengapa tema Surabaya yang diangkat. Padmedia bersama para penulis ingin menghadiahi kota ini dengan karya. Kebetulan saat digelar sayembara, lomba itu digelar untuk menyemarakkan ulang tahun Kota Surabaya yang jatuh pada 31 Mei.
”Saat diluncurkan, sebenarnya kami ingin ketika perayaan Hari Pahlawan 10 November karena peristiwa besar itu ada di sini. Meskipun terlambat, perayaan untuk Surabaya ini tetap kami persembahkan. Bukankah tak ada kado yang sia-sia bukan,”ujar Wina.
Seperti judulnya, buku yang sampulnya dibuat oleh perupa Yoes Wibowo ini mengangkat tema Surabaya. Menjadi sekumpulan cerita fiksi dengan latar Surabaya dari masa ke masa. Sebab kisahnya bisa melompat ke belakang ke zaman kolonial hingga kondisi Surabaya yang terkini. Inspirasinya datang dari mana-mana.
Peluncuran pada Sabtu, 9 Desember 2023 di Townhall, Midtown Hotel Surabaya, Jalan Basuki Rachmad 76, mulai pukul 13.00 WIB, itu tetap mengusung tema Surabaya.
Sebab dalam Pentas Sastra dan Peluncuran Buku, cerpen-cerpen itu disuguhkan menjadi berbagai pertunjukan yang diambil dari cepen-cerpen dalam buku.
”Kemasan ini sangat selaras dengan misi hotel kami yang mengusung kekuatan lokal. Kali ini giliran Surabaya. Karena itulah kami sangat mendukung acara ini,” kata General Manager Nurvedi Eko Hadi.
Peluncuran dimeriahkan dengan musikalisasi puisi berjudul Yang Tenggelam di Dasar Aren karya Solu Erika Herwanda yang dibawakan Heru Dharma. Dengan ukulelenya, Heru menjadi cara lain menikmati cerpen.
Tak lupa tentu saja bincang-bincang bersama para penulis mengenai proses kreatif mereka selama berkarya bersama jurnalis Heti Palestina Yunani sebagai MC dan moderator.
Dalam kesempatan itu, Heti menantang para penulis untuk membacakan puisi yang dia ciptakan berdasarkan cerpen berjudul Jeratan Mimpi di Tambak Gringsing karya Gania Hariani, pemenang 1 Sayembara Menulis Cerpen.
Sebagai buku kedua terbitan yang khusus mengangkat kisah-kisah Surabaya, Wina berharap semoga Kopi Aren di Benteng Kedung Cowek ini memacu kreativitas penulis lainnya untuk menerbitkan buku yang setema.
”Sebab kota ini masih menyimpan banyak cerita-cerita yang harus digarap. Padmedia juga ingin melahirkan buku yang bertema Surabaya lagi. Syukur jika setiap ulang tahun Surabaya muncul karya-karya baik fiksi dan nonfiksi untuk bisa kami terbitkan,” tandas Wina
Daftar penulis, judul cerpen, dan asal:
Wina Bojonegoro, Yang Datang di Ujung Malam, Surabaya
Gania Hariani, Jeratan Mimpi di Tambak Gringsing, Malang
Achakawa, Mata Sunyi Benteng Kedung Cowek, Sidoarjo
Amara One, Dua Puluh Delapan, Surabaya
Bem Wiezhanarcho, Rujak Cingur, Depok
Jenny Seputro, Bintang di Ujung Malam, Selandia Baru
Magda Omega, Dentang Garnis, Malang
Quina Deshira Fransiska, Tentang Luka, Serang
Ricardo Marbun, Pasar Malam, Surabaya
Rossy Anggraeni, Jeritan dari Pinggir Kali, Turki
Solu Erika Herwanda, Yang Tenggelam di Dasar Kopi Aren, Madiun
Umi Hikmawati, Lai Bao, Bekasi
Winarti JV, Rumah Mungil Impian Ibu, Surabaya
Yuliani Kumudaswari, Tabebuya, Yogyakarta. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |