Krisis Air Ekstrem, Warga di Pacitan Lakukan Shalat Istisqa

TIMESINDONESIA, PACITAN – Kabupaten Pacitan, Jawa Timur saat ini masih menghadapi krisis air ekstrem. Shalat Istisqa dihadirkan sebagai wujud doa bersama warga untuk mengatasi kekeringan yang semakin memburuk.
Seperti dilakukan oleh warga Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo. Sejak pukul 07.00 WIB warga bersama pemuka agama setempat berkumpul di Lapangan Dusun Bedali untuk mengikuti Shalat Istisqa.
Advertisement
Shalat Istisqa merupakan salah satu cara alternatif meminta hujan kepada Allah SWT yang dianjurkan oleh para ulama. Warga dengan khusyuk berdoa, beristighfar dan bermunajat. Usai khatib membacakan khutbah, seluruh jemaah saling bersalaman.
Lebih dari dua minggu tanpa hujan, tanaman padi warga Desa Gedompol mengalami dampak serius hingga terancam gagal panen.
Kepala Desa Gedompol, Susanto menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi ini dan mengungkapkan bahwa kemarau ekstrem telah melanda desa ini selama beberapa tahun terakhir.
"Jadi ini paling ekstrem sejak lima tahun terakhir. Intinya kita sama-sama bermunajat, berdoa kepada Allah SWT agar segera diberikan hujan," katanya, Minggu (24/12/2023).
Dusun Jlubang, Karangkulon, dan Wungu menjadi fokus utama karena mengalami kesulitan air yang signifikan. Dengan total 1.118 KK dan populasi 3.198 jiwa yang terdampak, selama ini warga hanya bergantung pada bantuan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari warga.
"Belum ada, hujan terakhir sekitar dua minggu yang lalu tapi intensitasnya masih sangat rendah," ungkap Susanto.
Salah satu dampak yang paling merugikan adalah penurunan debit sumber air di Dusun Jlubang secara drastis. Susanto berharap agar, melalui upaya bersama, desa dapat mengatasi krisis ini dan mengembangkan potensi sumber air baku untuk masa depan yang berkelanjutan.
"Harapannya ke depan tidak lagi krisis dan desa kami mampu menggali potensi sumber air baku agar bisa diangkat dan dimanfaatkan masyarakat," tuturnya.
Di tempat lain, Shalat Istisqa serupa juga bakal dilakukan, Senin (25/12/2023) besok oleh sebagian warga Desa Klepu, Kecamatan Donorojo.
Sementara, menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Radite Surya Anggono, hujan yang turun dua minggu lalu memang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Berdasarkan rilis BMKG, label kekeringan kategori 'awas' di Pacitan masih belum dicabut. Termasuk saat ini pada dasarian II masih tercatat musim kemarau.
Semoga Shalat Istisqa menjadi langkah awal menuju solusi yang dapat membawa berkah dan pemulihan bagi desa lainnya yang sedang berjuang melawan kekeringan di Kabupaten Pacitan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |