Peristiwa Daerah

Gus Salam Kembali Bela KH Marzuki Mustamar setelah Diberhentikan Ketua PWNU Jatim

Kamis, 04 Januari 2024 - 17:32 | 122.56k
Gus Salam saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Gus Salam saat ditemui awak media. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – KH Abdussalam Shohib alias Gus Salam buka bukaan bicara soal pencopotan KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim oleh PBNU.

Cucu pendiri NU KH Bisri Syansuri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang ini menyebut bahwa pencopotan Kiai Marzuki yang selama ini memperjuangkan NU tidak pantas dilakukan.

Advertisement

"Beliau tidak layak diperlakukan dan dihina seperti itu," ujar Gus Salam yang hadir dalam kegiatan Hormat Sang Guru di Cemara Ballroom, Jalan Raya Karanglo, Singosari, Kabupaten Malang, Rabu (3/1/2024) malam.

Gus Salam menjelaskan, pemberhentian Kiai Marzuki oleh PBNU sebagai Ketua PWNU Jatim ini bermula dari insiden organisasi yang prosedural.

Namun, hal tersebut tak bisa diterima oleh PBNU, sehingga Kiai Marzuki mendapatkan surat peringatan (SP) sebanyak tiga kali yang berujung pencopotan.

"Pertama, moratorium kaderisasi yang dilakukan PWNU Jatim, kedua Konfercab di Jombang dan yang ketiga NU Award yang digelar PWNU di Ponpes Lirboyo Kediri," ujar Gus Salam.

Untuk moratorium kaderisasi berawal dari PBNU yang memutuskan moratorium di PCNU. Dengan adanya putusan moratorium itu, PWNU Jatim berinisiatif mengundang PCNU untuk menyampaikan keluhan dengan tujuan untuk menyampaikan rekomendasi atau aspirasi dari PCNU ke PBNU.

"Itu kami PWNU dianggap mendelegitimasi kebijakan PBNU, akhirnya di-SP. Padahal, pertemuan itu juga dihadiri oleh Rois Syuriah, katib Syuriah, semua pengurus NU hadir, tapi kenapa beliau (Kiai Marzuki) bertanggungjawab sendirian," ungkapnya.

Kemudian, terkait Konfercab Jombang yang sudah berjalan. Akan tetapi, tiba-tiba PBNU mengirimkan surat yang mengakui pemilihan syuriah, tapi tidak mengakui tanfidziyah.

"Ini aneh, caranya sama kok diakui secara parsial. Padahal prosesnya bareng, kok bisa diakui parsial. Kita tutup mata dan ketika PB meminta konfercab ulang dengan surat resmi, kita lakukan. PBNU ini mengambil sikap menskorsing tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba keluar SP kedua," jelasnya.

Persoalan terakhir, yakni ketika PWNU Jatim menggelar NU Award pada Maret 2023 di Ponpes Lirboyo, Kediri.

Hal ini dipersoalkan oleh PBNU hanya karena Kiai Marzuki tidak menyebut nama Ketua Umum PBNU dalam sambutannya.

"Hanya karena tidak mencantumkan sambutan Ketua Umum PBNU, datanglah SP ketiga. Kan ini hanya teknis. Namanya undangan gak semua disebutkan," katanya.

Dari hal tersebut, Gus Salam pun menilai pencopotan Kiai Marzuki sebagai Ketua PWNU Jatim bernuansa politis. Bahkan, kata Gus Salam, ini semua telah direkayasa oleh PBNU.

"Menurut saya ada konspirasi, ada rekayasa dan tentu sangat bernuansa politis," tegasnya.

Apalagi, kata Gus Salam, pemberhentian ini ditengah situasi politik dan isu PBNU yang diduga mengarahkan struktur PCNU untuk memilih pasangan calon (Paslon) presiden dan wakil presiden tertentu.

"Yang namanya PBNU itu harus netral. Tapi, faktanya kemarin ketika berada di depan struktur NU, mereka mengarahkan ke paslon tertentu. Ini kan berarti apa kalau nggak penghambatan kepada kekuasaan," ucapnya.

Seperti berita sebelumnya, Kiai Marzuki mengaku sudah legowo dicopot oleh PBNU sebagai Ketua PWNU Jatim.

Kini, sejumlah nama telah diisukan muncul sebagai kandidat calon ketua PWNU Jatim pengganti Kiai Marzuki.

Nama-nama itu, diantaranya adalah Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dan Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, KH Hasib Wahab Chasbullah atau Gus Hasib.

Pemberhentian Kiai Marzuki telah tertuang dalam Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023 yang ditandatangi oleh Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Rais Aam KH Miftachul Akhyar dan Katib Aam KH Akhmad Said Asrori.

Sebelumnya PBNU menyatKan bahwa pemberhentian itu merupakan proses yang sudah berlangsung lama. Tidak ada kaitannya dengan politik, termasuk pilpres. "Itu sudah proses lama," ucap Amin Sa'id Husni, ketua PBNU. 

Kepengurusan KH Marzuki Mustamar sendiri di PWNU Jatim sudah berakhir sejak awal September 2023 lalu. Oleh PBNU, kepengurusan diperpanjang hingga Konferwil NU Jatim yang seharusnya digelar Oktober 2023. Namun karena PBNU menggelar verifikasi MCW dan PCNU secara nasional, Konferwil ditunda awal 2024. (*) 

(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES