Peristiwa Daerah

Dimulai dari Yogyakarta, BAZNAS Luncurkan Program Membaca Al Quran Bagi Penyandang Disabilitas

Rabu, 24 Januari 2024 - 20:37 | 26.53k
Ketua BAZNAS RI Prof Dr KH Noor Achmad menyampaikan keterangan terkait program membaca Al Quran bagi tuna rungu wicara kepada awak media (foto Edis/TIMES Indonesia)
Ketua BAZNAS RI Prof Dr KH Noor Achmad menyampaikan keterangan terkait program membaca Al Quran bagi tuna rungu wicara kepada awak media (foto Edis/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) meluncurkan program membaca Al Quran dengan bahasa isyarat yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara di seluruh provinsi di tanah air.

Kick Off program ini secara resmi diluncurkan oleh Ketua BAZNAS RI Prof Dr KH Noor Achmad, di Wisma Sargede, Jalan Pramuka nomor 5, Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, DIY, Rabu (24/1/2024).

Advertisement

Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad mengatakan kegiatan ini dimotori oleh BAZNAS karena merasa terpanggil untuk membantu para penyandang disabilitas rungu wicara yang berkeinginan kuat membaca dan memahami kitab suci Al Quran melalui bahasa isyarat.

"Ya kami, BAZNAS RI merasa terpanggil untuk membantu saudara-saudara kita yang tuna rungu tersebut bisa memahami Alquran, minimal bisa membaca Alquran dengan bahasa isyarat," ucap Noor Achmad, kepada awak media.

Kegiatan ini katanya perdana diluncurkan di Kota Yogyakarta, karena kota pelajar ini dinilai telah siap melakukan kegiatan tersebut. Pasalnya selain pesertanya yang sudah siap, guru dan tenaga pendidik pun juga telah siap melaksanakan kegiatan ini. Sehingga, pihaknya memulai program ini di kota Yogyakarta, yang selanjutkan akan dikembangkan di 34 Provinsi se Indonesia.

Lebih lanjut di tahun ini, pihaknya akan mencetak sedikitnya 1.020 trainer di setiap provinsi, yang akan melatih membaca Al Quran dengan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas rungu wicara.

Jumlah ini tentu belum dapat mengcover seluruh penyandang disabilitas rungu wicara, pasalnya jumlah penyandang disabilitas tersebut tercatat mencapai 3 juta orang di Indonesia. Kendati demikian, pihaknya akan terus meningkatkan jumlah trainer sehingga dapat mengcover sesuai dengan kebutuhan yang ada.

"Kita lakukan TOT (training of trainer) dengan jumlah untuk awal 1.020 orang trainer. Harapan kita dengan 1020 orang ini bisa mendidik trainer-trainer di daerah yang lebih banyak lagi. Kalau kami targetkan tadi 10 tahun itu paling tidak sudah bisa mengajarkan 1 juta tuna rungu. Syukur sudah bisa selesai semua yang 3 juta orang. Karena kita harapkan tidak hanya 1000- 2500 trainer di 2024 tapi akan lebih banyak lagi," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES