Bangun Instalasi Capai Rp186 Juta, Ribuan Masyarakat Kalidadap Bantul Teraliri Air Bersih

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meresmikan Pembangunan dan Pengelolaan Air Bersih (PPAB) di Padukuhan Kalidadap I, Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Bantul, Senin (5/2/2024).
Abdul Halim Muslih mengatakan pembangunan instalasi PPAB ini dibangun melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2023, dengan anggaran mencapai Rp186 juta. PPAB ini mampu memenuhi kebutuhan air terutama bagi masyarakat di Padukuhan Kalidadap I dan sekitarnya.
Advertisement
Ia menegaskan air merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sangat perhatian dan memprioritaskan pemenuhan dan penyediaan air bersih ini.
Lebih lanjut pemenuhan air bersih ini memperhatikan kuantitas, kualitas, dan terjangkau baik secara jarak dan biaya, serta berkelanjutan untuk menuju kondisi masyarakat yang sehat dan sejahtera.
“Terima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung program pemerintah, karena program pemerintah tidak akan bisa berjalan tanpa kontribusi masyarakat. Penyediaan air bersih yang sehat dan berkualitas ini diharapkan akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Karena seperti kita ketahui bahwa air adalah salah satu kebutuhan dasar yang harus kita cukupi,” ucap Halim, kepada wartawan usai meresmikan PPAB di Padukuhan Kalidadap I, Kalurahan Selopamioro, Imogiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Sri Nuryanti, mengungkapkan PPAB ini dapat memenuhi sebanyak 348 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 1.038 jiwa.
Ia mengutarakan pembuatan sumur bor ini sebelumnya ditargetkan selesai dalam 30 hari kerja, namun karena terkendala adanya batu hitam, maka alat berat yang digunakan kurang bisa maksimal, hingga akhirnya dapat dituntaskan dalam kurun waktu 3,5 bulan.
“Sumber air ini bisa menghasilkan tujuh meter kubik air per jam. Nantinya program ini menjadi program berkelanjutan, mengingat di wilayah ini masih terdapat kasus stunting yang tinggi yang diakibatkan oleh kesadaran ber-KB yang masih kurang,” ungkap Sri Nuryanti. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |