Peristiwa Daerah

Ratusan Jemaah Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo Rayakan Imlek Tak Seperti Biasa, Ini Penyebabnya!  

Sabtu, 10 Februari 2024 - 17:15 | 97.25k
Ratusan jemaah berkumpul sembahyang di Klenteng Tri Dharmar Probolinggo jelang tahun baru Imlek. (FOTO: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia).
Ratusan jemaah berkumpul sembahyang di Klenteng Tri Dharmar Probolinggo jelang tahun baru Imlek. (FOTO: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Berbeda dari tahun sebelumnya, perayaan tahun baru Imlek di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Kota Probolinggo pada Jumat (9/2/2024) malam berlangsung sederhana, karena mendekati masa tenang Pemilu 2024.  

Ketua II Klenteng Tri Darma Sumber Naga Probolinggo, Erfan Sutjianto menyatakan, acara tersebut hanya berupa pertunjukan wayang sebelum dilakukan ritual sembahyang menyambut tahun baru Imlek.

Advertisement

"Ditahun sebelumnya, ada kegiatan barongsai, tari tarian, pesta kembang api dengan mengundang sejumlah pejabat terkait. Untuk tahun ini hanya wayang dan diakhiri kembang api saja," Kata Erfan. 

Sehingga tidak ada undangan khusus, namun bagi yang ingin datang dipersilahkan karena acara tersebut digelar secara terbuka.

Hal senada juga diungkapkan Ketua TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), Adi Sutanto Saputro, menurutnya, meskipun perayaan tahun baru Imlek tahun ini lebih sederhana, tetapi tidak menghilangkan makna dari perayaan tersebut.

Adi berharap agar di tahun Imlek yang bersamaan dengan Pemilu ini, semua agenda dapat berjalan lancar, jujur, adil, dan damai.

"Harapannya untuk Pemilu tahun ini tentunya berjalan dengan baik, damai dan lancar," kata Adi.

Sementara itu, Anang Sugianto (63), salah satu jemaah TITD, dalam doanya meminta agar bumi beserta alamnya lebih sejahtera.

Ia juga berharap, agar usaha dan karya yang dilakukan para petani berjalan dengan baik, tanpa ada bencana alam dan musibah lainnya.

Doa serupa pun turut dipanjatkan untuk kebaikan Pemilu 2024.

"Saya tidak pernah memusingkan siapa pemimpinnya. Yang penting dapat membawa Indonesia lebih maju," kata Anang.

Asal Usul Nama Sumber Naga

Sebelum menjadi Kelenteng Sumber Naga, tempat ibadah yang dibangun pada tahun 1865 ini memiliki nama Liong Tjien Miau. 

Nama Sumber Naga diambil dari cerita masyarakat pada waktu itu. Bahwa setiap sore, awan di atas laut di belakang kelenteng membentuk seperti seekor naga.

Dari situ, nama Kelenteng Sumber Naga berasal.

Kelenteng ini didirikan oleh Wen Baochang, saudara Wen Yuanchang, serta beberapa anggota keluarga Han dan 172 pendonor terdaftar.

Kongco Tan Hu Cin Jin merupakan tuan rumah atau dewa pujaan Kelenteng Sumber Naga Probolinggo.

Tan Hu Cin Jin berarti manusia sejati yang berasal dari keluarga Tan.

Tan Bun Ciong adalah nama sebenarnya, seseorang yang sangat pandai dalam bidang pengobatan, feng shui, arsitektur bangunan, dan pertamanan.

Ia berasal dari Provinsi Kwan Tung di daratan Tiongkok dan terdampar di pantai Banyuwangi, Jawa Timur.

Tan Hu Cin Jin memberi pengaruh yang besar terhadap masyarakat Tionghoa di sekitar pesisir Utara Jawa Timur (Probolinggo, Besuki, Banyuwangi) dan Bali. 

Hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa kelenteng dan vihara dengan pujaan utama yang sama, yaitu Kongco Tan Hu Cin Jin.

Adapun ajaran yang pertama, menurut Erfan, di Kelenteng Sumber Naga Probolinggo adalah Tao. 

Namun, pada tahun 1965, Kelenteng Sumber Naga mengalami serangan yang sangat hebat sehingga harus ditutup dan bahkan dimusnahkan.

Upaya itu gagal setelah ajaran Budhisme masuk, dan selanjutnya ajaran Kon Hu Cu.

Mulai dari situ, Kelenteng Sumber Naga berubah nama menjadi Tempat Ibadah Tri Dharma atau TITD Sumber Naga.

Sekarang, ketiga agama ini hidup berdampingan dengan rukun, melaksanakan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing.

Tiga ajaran itu adalah Budha dengan ajaran cinta kasihnya, Tao yang mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhannya, dan Konghucu yang mengajarkan hubungan manusia dengan manusia dan leluhurnya.

Menurut Erfan Sutjianto, Ketua II Kelenteng Tri Darma Sumber Naga Probolinggo, kelenteng yang berada di Jalan Wr. Supratman, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, bahkan sempat terbakar hebat.

Pada 17 Mei 2019, setelah perayaan Imlek, TITD Sumber Naga mengalami kebakaran yang besar, hampir menghanguskan seluruh bangunan.

Namun, tak lama setelah itu, tepatnya pada bulan September, TITD Sumber Naga direnovasi dengan dana swadaya dari para donatur.

Renovasi TITD Sumber Naga menghabiskan dana sekitar Rp4 miliar, tanpa mengubah arsitektur lama.

Hal itu karena TITD Sumber Naga termasuk bangunan yang dilindungi sebagai cagar budaya (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Redaksi
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES