Nasib Warga Sangkanjaya Tegal, 33 Tahun Lintasi Jembatan Gantung Akses Utama Masuk Desa

TIMESINDONESIA, TEGAL – Sangkanjaya sebuah desa di Kabupaten Tegal dan telah banyak dikabarkan awak media bila akses masuk ke desa tersebut hanya dapat dilalui dengan Jembatan Gantung yang dibangun sejak tahun 1991 silam.
Tidak hanya itu, kondisi Desa Sangkanjaya mulai dari warga yang berjumlah kisaran 1300 jiwa dan banyaknya rumah mewah ditinggalkan pemiliknya merantau hingga kehidupan masyarakat banyak dikabarkan media cetak, online maupun elektronik.
Advertisement
Namun semua tampak tak bergeming dan terhitung sejak dibangun pada tahun 1991 - 2024 akses menuju Desa Sangkanjaya tak pernah tersentuh untuk diperbaiki maupun bisa dilintasi roda empat dan menyebakan papan lintasan rusak dan pengikat berkarat.
Alhasil, kondisi inipun membuat warga Desa Sangkanjaya Tegal pun pasrah dan tetap menggunakan Jembatan Gantung sebagai akses masuk desa meski khawatir saat melintasi jembatan gantung diatas Kali Gung Kabupaten Tegal.
Apalagi kondisi jembatan gantung saat ini banyak papan lintasan rusak serta sling-sling pengait dan pengikat berkarat karena tak lagi tersentuh perawatan rutin pihak terkait dan hal ini nampak terlihat jelas saat pelaksanaan pengiriman logistik Pemilu 2024 ke Desa Sangkanjaya Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.
Abdul Mubarok, Sekretaris Desa dalam perbincangannya kepada TIMES Indonesia berharap rekan-rekan media dapat menggugah Pemerintah. Pasalnya kondisi ini pernah diajukan tapi sayangnya tak pernah ada solusi hingga saat ini.
"Memang benar banyak rumah mewah yang dimiliki warga tapi bila akses masuk desa masih seperti ini bagaimana warga akan memperbaiki perekonomian dan desa menjadi berkembang, padahal ini satu satunya jalur yang kerap digunakan warga karena akses ke kota lebih dekat," ucap Abdul Mubarok.
Lebih lanjut, Abdul Mubarok menerangkan bahwa hingga kini warga sangat berharap pemerintah dapat membantu menjadikan akses masuk desa dapat dilintasi roda empat dan tidak lagi gunakan jembatan gantung sepanjang 150 meter diatas Kali Gung.
Desa Sangkanjaya Balapulang Kabupaten Tegal dikenal pula sebagai desa penghasil buah pisang dan jagung karena sebagian masyarakat desa memilih menanam pisang dan pertanian jagung selain hidup sebagai perantauan kuliner.
Kini telah 33 tahun Desa Sangkanjaya di Tegal terisolasi. Pasalnya hingga saat ini warga masih menggunakan jembatan gantung yang hanya bisa dilewati satu kendaraan roda dua secara bergantian termasuk mengangkut matrerial bahan bangunan.
Keberadaan media menjadi harapan besar warga Desa Sangkanjaya Kabupaten Tegal merubah perekonomian sekaligus tidak lagi sebagai desa yang tertinggal hanya dihuni satu Rukun Warga (RW) untuk tiga Rukun Tetangga (RT).
"Kami mewakili warga sangat berharap adanya perubahan dalam kehidupan perekonomian sehingga warga tidak lagi pergi merantau dan tinggal nyaman turut membangun desa bila akses utama ini dapat dilintasi roda empat," jelasnya.
Selain itu, Abdul Mubarok juga sampaikan harapannya agar diketahui publik. Pasalnya keamanan warga saat melintasi jembatan gantung perlu diperhatikan apalagi kondisi saat ini yang kurangnya perawatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |