Peristiwa Daerah

Dari Malang Jejak Pembunuhan Letkol (Mar) Purwanto Terungkap (2)

Minggu, 18 Februari 2024 - 20:14 | 170.40k
Marlin Wibowo SH yang kini berprofesi sebagai advokat, sempat mengenang kembali bagaimana kali pertama menangani kasus pembunuhan Letkol (Mar) Purwanto. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Marlin Wibowo SH yang kini berprofesi sebagai advokat, sempat mengenang kembali bagaimana kali pertama menangani kasus pembunuhan Letkol (Mar) Purwanto. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dari Malang Jejak Pembunuhan Letkol (Mar) Purwanto Terungkap (2)

Setetes Darah di Dinding Rumah Purwanto

***

Advertisement

Hasil penemuan petugas Polres Malang atas mayat Letkol (Mar) Purwanto sekeluarga di jurang Songgoriti karena pembunuhan, tidak terbantahkan lagi waktu itu. Selain kepalanya yang dibungkus kresek hitam, luka terbuka pada tulang tengkorak mereka, bahkan satu diantaranya tengkoraknya kosong karena isi otaknya "habis", juga tubuh mereka yang terbakar. 

Tetapi yang membuat semakin meyakinkan polisi, meskipun kulit mereka terbakar sampai derajat II, kulit jangatnya menguning.

Dalam keadaan normal orang meninggal karena terbakar sampai derajat II, seperti diungkapkan polisi, warna merah darah masih akan terlihat di balik kulit yang hangus terbakar tadi.

Karena itu dalam kasus penemuan mayat Poerwanto, polisi menemukan kulit jangat, di balik kulit ari yang terbakar dalam derajat II itu kering dan menguning. Artinya sudah ada penghentian aliran darah sebelum mereka terbakar.

Sederhananya, bahwa mereka dibunuh terlebih dahulu, kemudian tubuhnya dibakar. Apalagi ketika ditemukan, tubuh korban kelima juga sudah mulai membengkak.

Diperkirakan mereka terbunuh lebih dari enam jam sebelum tubuh mereka disulut api dan dibuang di Songgoriti.

Tubuh Sunarsih, istri Poerwanto saat itu ditemukan dengan perutnya membuncit dengan mengenakan kebaya warna merah dan diduga ia sedang hamil tua.

Polisi kemudian memulai penyelidikan dari bukti-bukti yang ditemukan itu. Termasuk nama Letkol Poerwanto, plat nomer polisi Daihatsu Taft GT L 513 C warna hijau army dan nama Haryo Bismoko yang tertera di kalung monel putih bertuliskan Haryo Bismoko 21 April 1972.

Singkat cerita, tim gabungan Polda Jatim, Polwil Malang serta Polres Malang yang sengaja dibentuk Kapolda Jatim tak sulit menemukan bahwa kelimanya adalah warga Surabaya.

Alamat rumah Poerwanto-pun diketemukan, yakni di Jalan Dukuh Kupang Timur XVII No 24, Surabaya.

Tapi bagaimana, siapa pelakunya, waktu itu belum terungkap. "Saat kami melakukan pemeriksaan di rumah Poerwanto, sekilas keadaannya biasa-biasa saja. Semuanya dalam kondisi normal. Hingga suatu ketika saya melihat tetesan darah berukuran kecil sekali menempel tidak jauh dari sebuah stop kontak. Identifikasi Polda kemudian mengkondisikan cipratan darah itu," ujar Marlin yang mengaku dilibatkan dalam pemeriksaan di rumah Poerwanto.

Dari situlah para petugas itu mengirimkan bahwa eksekusi terhadap Poerwanto dan keluarganya itu dilakukan di rumah Dukuh Kupang itu. Hasil penelitian itu darah memang tidak disampaikan untuk konsumsi umum, karena itu bagian dari penyelidikan kala itu.

Setelah itu polisi menggencarkan penyelidikan latar belakang peristiwa yang menimpa Ketua Primkopal sekeluarga itu. Sejumlah saksi diperiksa, termasuk dengan siapa saja ia berhubungan selama ini.

Polisi juga mengambil banyak sidik jari, mulai di tubuh korban, sidik jari di rumah korban sampai di mobil Taft GT yang dibuang di jurang Songgoriti itu.

Hasil menjelajahinya kemudian membuahkan hasil. Ternyata pelaku selama itu berhubungan dengan bisnis Poerwanto di tempat prostitusi Gang Dolly.

Maka Sumiarsih, mucikari yang saat itu terkenal sebagai Mami Rose di Gang Dolly ditangkap. Bukan hanya Sumiarsih, tetapi Suaminya Djais Adi Prayitno, Sugeng (anaknya), Nano; Sugeng dan Serda (Pol) Adi Saputra ditangkap berturut-turut setelah polisi melakukan penyelidikan intensif.

Bahkan sebelum ditangkap, Djais Adi Prayitno sempat nimbrung dengan tetangga Purwanto di Dukuh Kupang itu menata ruang, beberapa waktu sebelum jenasah-jenasah tiba usai divisum di Rumah Sakit Dr Syaiful Anwar Malang.

Bahkan Djais Adi Prayitno sempat meminta agar lampu ruang keluarga rumah Purwanto waktu itu diganti dengan yang baru.

Namun sandiwaranya terbongkar. Sejak kelima eksekutor itu berada di sel tahanan Polda Jatim. Mereka ditangani langsung oleh Polda Jatim karena kasusnya yang menonjol saat itu. (bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES