Peristiwa Daerah

Taman Nasional di Sumba Sebut Populasi Dua Satwa Endemik Meningkat

Sabtu, 16 Maret 2024 - 12:56 | 32.29k
Burung Kakatua (Foto: Unsplash/Terra roro)
Burung Kakatua (Foto: Unsplash/Terra roro)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Kantor Balai Taman Nasional (TN) Manupeu Tanah Daru dan Laiwanggi (Matalawa) Sumba menyebut dua satwa endemik ini hingga tahun 2023 mengalami peningkatan jumlah.

“Dua satwa endemik itu yakni burung Kakatua dan Julang dapat dijumpai di di kawasan TN Matalawa Sumba,” kata Petugas lapangan TN Matalawa Sumba Muhammad Indra S. Asnawi, Sabtu (16/3/2024).

Advertisement

Ia menjelaskan, tren perjumpaan Julang Sumba dari 6 site pada tahun 2022 sebanyak 84 ekor namun di tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 94 ekor. Sedangkan tren perjumpaan Kakatua Sumba dari 7 site pengamanan pada tahun 2022 sebanyak 123 ekor namun pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 144 ekor.

Menurutnya, kedua burung ini termasuk kedalam 25 species satwa prioritas Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maka perkembangan populasinya dapat dipantau dengan terus mengalami peningkatan.

“Memang seperti kita ketahui bersama bahwa burung Kakatua dan Jambul kondisinya di alam sangat kritis jika dirilis IUCN yang meyebut bahwa status burung Kakatua dibawah kepunahan,” ujarnya.

Maka salah satu habitat alami ungkap Indra, kedua jenis burung endemik di Pulau Sumba. Pengelola kawasan TN Matalawa Sumba telah melakukan berbagai upaya konsevasi terhadap Kakatua dan Julang Sumba.

“Jadi dari hasil konservasi kita dilapangan maka harapan kami untuk meningkatkan tren perjumpaan Kakatua dan Julang terus kita lakukan,” tuturnya.

Ia menambahkan, bahwa upaya yang dilakukan adanya pembinaan habitat, pembuatan lubang sarang serta publikasi ilmiah dengan memuat buku TN Matalawa secara berkala oleh fungsional PEH TN Matalawa.

“Agar satwa endemik ini terus terjaga di kawasan. Kita pun berharap agar adanya kerjasama yang  baik antara masyarakat sekitar kawasan, pemerintah daerah di pulau Sumba, pemerhati dan pemangku kepentingan sehingga kelestarian dari kedua jenis burung endemik ini dapat terpelihara dengan baik,” ujar Indra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES