Peristiwa Daerah

Atasi Tanah Bergerak, Kembalikan Fungsi Resapan Air di Kota Batu

Senin, 18 Maret 2024 - 14:21 | 22.85k
Hasil kajian terhadap ancaman bencana alam tanah bergerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, salah satu upaya yang harus dikembalikan mengembalikan fungsi kawasan ini menjadi kawasan resapan air. (Muhammad Dhani Rahman)
Hasil kajian terhadap ancaman bencana alam tanah bergerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, salah satu upaya yang harus dikembalikan mengembalikan fungsi kawasan ini menjadi kawasan resapan air. (Muhammad Dhani Rahman)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Hasil kajian terhadap ancaman bencana alam tanah bergerak di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, salah satu upaya yang harus dikembalikan mengembalikan fungsi kawasan ini menjadi kawasan resapan air.

Peneliti Bidang Geo Teknologi dari Politeknik Jakarta, Putra Agung Maha Agung menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan penelitian di Dusun Brau sejak tahun 2022. 

Advertisement

Pihaknya sudah mengukur tekanan air pori kemudian dari perilaku kondisi setempat. "Ada Pore Water Presser yang besar dibawah sini, tidak didukung kondisi tanah yang bagus juga" ujar Putra Agung.

Sebenarnya kondisi tanah di Brau bagus kalau tidak dibuka (kondisi lingkungan rusak, karena banyak pohon ditebang). Dulu banyak pohon besar disini, karena tekanan air pori yang besar akan dihisap lagi oleh tanamannya, selama ini pohon yang menetralisir, sehingga lokasi di Dusun Brau dulu terlihat aman.

"Ketika dibangun insfrastruktur kan semuanya jadi terbuka, bayangkan lapisan bawah tekananya besar, yang diatas sudah dibuka, perilakunya berbeda, dia mengubah kadar air tanah. Kalau tidak berubah sebenarnya tidak apa-apa karena tanah diatasnya mengandung momori lonit, sejenis mineral lempung yang bisa mengembang," ujar peneliti yang bekerja sama dengan BPBD Kota Batu ini.

Dalam kondisi ini, Putra Agung mengatakan untuk mengatasi kondisi ini dengan enginering ini pasti bisa, namun pertimbangannya pada kemampuan anggaran.

Karena.membangun parit-parit dengan kerikil dengan sumur resapan yang panjang, melikari kawasan patahan. " Tapi biayanya kan cukup besar, menurut saya lebih baik dikembalikan pada kondisi alam," ujarnya.

Dibawah Brau, menurut Agung, adalah sebuah sumur raksasa yang bisa dikelola dengan baik. Ketika ditanam tanaman yang bisa meredam atau mereduksi tekanan air pori yang besar. 

"Dikembalikan ke fungsi awal, kalau ada publik ini rawan. kondisinya ini seperti kita memegang ujung selang dengan tekanan besar, karena dibawah sini air porinya ukurannya besar sekali, bisa satu dusun ini," ujarnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES