Peristiwa Daerah

Air Tuk Umbul Ngaropoh, Diyakini Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

Minggu, 31 Maret 2024 - 11:25 | 128.75k
Air Tuk Umbul yang keluar dari celah lempeng bebatuan tebal, yang mampu mengalir naik melalui bambu. (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)
Air Tuk Umbul yang keluar dari celah lempeng bebatuan tebal, yang mampu mengalir naik melalui bambu. (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGELANGTuk Umbul adalah sebutan untuk air yang keluar dari celah bebatuan. Dalam Bahasa Indonesia "tuk" artinya, sumber air. Sedangkan "umbul" berasal dari kata Mumbul, yang artinya keluar ke atas. Sumber mata air atau Tuk Umbul ini berada di Dusun Ngaropoh, Desa Umbulsari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Anehnya, mata air ini keluar dari celah lempengan bebatuan tebal yang keras. Air yang keluarpun mempunyai tekanan yang cukup tinggi. Airnya mampu mengalir naik setinggi sekira 1 m hingga bisa mengalir melalui bambu.

Advertisement

Keanehan berikutnya adalah, air itu akan mati bila bambu tempatnya mengalir diganti dengan pipa paralaon atau besi. Selain itu, air yang keluar dari Tuk Umbul ini selalu jernih meski berada di dekat aliran sungai yang airnya tidak jernih. Bahkan Tuk Umbul ini tidak pernah surut walau pada musim kemarau.

Selain rasanya yang segar, Ph air pada Tuk Umbul ini relatif rendah, karena aman dikonsumsi, maka airnya bisa diminum secara langsung. Tertanggal, 6 Oktober 2021, UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Magelang juga telah menerbitkan hasil uji lab nya. Secara rinci menerangkan kandungan air dari Tuk Umbul aman atau bisa dikonsumsi secara langsung.

Menurut cerita yang beredar di warga setempat, dahulu ada 7 Tuk Umbul yang ada di Desa Ngaropoh. Namun mata air tersebut mati katika warga mengelar pertunjukan wayang kulit. Akibatnya, warga desa sepakat untuk tidak lagi mengadakan pertunjukan wayang kulit.

Air yang keluar dari tuk Umbul ini dipercaya mampu mengobati berbagai macam penyakit, karena itu Tuk Umbul tak pernah sepi dari pengunjung. Dalam sehari rerata ada 70 sampai 100 orang yang datang untuk mengambil airnya. Mereka membawa galon untuk kemudian diisi dan dibawa kembali pulang. Para pengunjung yang ingin membawa pulang air Tuk Umbul ini cukup mengisi kas desa sebesar 2 ribu.

“Tuk Umbul ini buka 24 jam, kalau siang pengunjungnya antara 70 sampai 100 orang, tapi kalau hari libur bisa dua kali lipatnya. Untuk  malam hari, setelah jam 11 malam tidak ramai tapi hampir pasti ada yang datang,” terang Kadus Ngaropoh, Rifki Purwoaji, kepada TIMES Indonesia.

Bagi pengunjung yang merasa sulit atau enggan untuk mengantri, saat mengambil air Tuk Umbul ini, bisa memanfaatkan jasa warga.

"Kalau tidak mau antri bisa memanfaatkan warga sini, biasanya yang jaga di dekat Tuk Umbul yang menjadi ojegnya. Akan mengantrikan galon atau mengambilkan airnya dan membawakannya. Untuk jasanya sebesar 5 ribu, 2 ribu masuk kas desa yang 3 ribu upahnya," imbuh Rifki.

Ia menambahkan bila uang hasil pemasukan dari Tuk Umbul ini dikelola desa melalui Karang Taruna Perang atau Paguyuban Pemuda Ngaropoh.

"Maksimal penjaga sampai jam 1 malam, per orang akan mendapatkan giliran 2 hari sekali. Dari uang yang masuk (2 ribu) akan dibagi 2. Seribu untuk kas karang taruna dan seribu untuk yang jaga," pungkas Rifki. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES