Membedah Jalur Darat Terpanjang Dunia dan Bentangannya di Kabupaten Pemalang

TIMESINDONESIA, PEMALANG – Jalan raya pantai utara Jawa atau lebih dikenal sebagai jalur Pantura merupakan bentangan jalan terpanjang di dunia yang berada di jalur pesisir utara, termasuk Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Jalan lama yang juga dikenal sebagai rangkaian Jalan Pos atau Jalan Daendels ini panjangnya 1.000 kilometer - membentang dari Ujung Kulon Anyer, Provinsi Banten hingga ujung timur Penarukan, Situbondo Provinsi Jawa Timur.
Advertisement
Simpul Jalan Daendels di Pemalang
Dan pesisir utara Kabupaten Pemalang - dari Desa Lawangrejo Kecamatan Pemalang sampai perbatasan timur Kecamatan Ulujami - dengan panjang 25,7 kilometer, merupakan salah satu kota penyumbang jalur darat terpanjang di dunia itu.
Bentangannya dari arah timur ke barat dimulai dari gerbang masuk kota di Kecamatan Ulujami, kemudian melewati Kecamatan Comal, terus bergeser ke barat melewati Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Petarukan, lalu Kecamatan Taman.
Bentangan Jalan Daendels di Pemalang berakhir di pintu gerbang Selamat Jalan di Desa Lawangrejo, Kecamatan Pemalang Kota.
Kondisi jalan raya Pantura sebagai jalan trans nasional, khususnya di Pemalang, termasuk bagus dengan material jalan beraspal hotmix hingga cor beton.
Namun di malam hari, jalan raya ini, terutama antara barat jembatan Comal sampai jalan raya Kalirandu-Petarukan kurang penerangan lampu jalan, sehingga rawan kecelakaan lalu lintas dan kejahatan.
Jika anda melewati jalan raya pantura di Pemalang, tingkat kenyamanan dan keamanan tidak perlu khawatir, karena Polres Pemalang rutin menggelar operasi memantau keamanan jalan Pantura.
Di samping itu, kerawanan karena sepinya situasi jalan raya karena kendaraan beralih ke jalan tol, tidak terjadi. Jalan Pantura di Pemalang tetap ramai pada pagi sampai malam hari.
Sejarah Jalan Daendels
Menurut Rabadi (63), pemerhati sejarah dan juga anggota DPRD Kabupaten Pemalang, Jalan Raya Pos tersebut dahulu bernama De Grote Postweg. Jalan itu digagas oleh Herman Willem Daendels di masa kepemimpinannya pada tahun 1808.
Daendels sendiri adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk Perancis pada saat pemerintahan Napoleon Bonaparte yang menaklukkan Belanda tahun 1795. Sang gubernur adalah perwira Belanda yang ditunjuk dan dipercaya oleh Perancis.
Maksud Perancis mengutusnya, untuk memperkuat posisi Belanda di Jawa dalam konflik melawan Inggris yang bermarkas di India. Pada tahun 1808 tersebut juga, Belanda dan seluruh pemerintahan administratif, termasuk Hindia Belanda, menjadi bagian dari Perancis yang berseteru melawan Inggris.
"Daendels terkenal dengan tangan besinya. Pembangunan mega proyek trans Jawa tersebut memakan ribuan korban nyawa karena dilakukan dengan kerja paksa," tutur Rabadi melalui sambungan telepon, Minggu (12/5/2024).
Masih menurutnya, sebelum sang Gubernur lengser pada 1811, mega proyek tersebut sudah selesai. Jalan tersebut sudah diresmikan dan digunakan sebagai jalur transportasi darat.
Berkat pembangunan jalan tersebut, Hindia Belanda mengalami banyak kemajuan, termasuk semakin berkembangnya pabrik-pabrik gula di sepanjang ruas jalan tersebut.
Selain itu, pembangunan infrastruktur kereta api pun dilakukan. Dampak dari pembangunan tersebut, menjadikan Jawa mempunyai Jalur darat terpanjang di dunia yang berada di jalur pesisir utara.
Jalan Daendels seolah membuka kembali peta lama dari jalur-jalur di pesisir utara yang telah digunakan terlebih dahulu pada era wali dan era kerajaan Kalingga, terutama jalur perdagangan dan politik kerajaan.
Saat ini, jalan raya Pantura menjadi infrastruktur penting sebagai lalu lintas utama jalan di Jawa, terlebih sebelum dibangunnya jalan tol Trans Jawa sebagai penghubung kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, Cirebon dan Jakarta, juga Kabupaten Pemalang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |