Potensi Karhutla di Banyuwangi Menjadi Perhatian saat Musim Kemarau

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Musim kemarau menjadi perhatian bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. Adanya potensi bencana seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi hal yang perlu diantisipasi.
Adanya potensi kebencanaan terlebih saat musim kemarau yang kerap menjadi momok masyarakat adalah kekeringan termasuk Karhutla. Untuk itu BPBD Banyuwangi tidak tinggal diam dan melakukan upaya pencegahan hingga mengurangi resiko kebencanaan.
Advertisement
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi Danang Hartanto menjelaskan dalam giat penandatangan nota atau Memorandum of Understanding (MoU) penanggulangan bencana bersama Perum Perhutani pada Selasa, (21/5/2024), jika akan segera dilakukannya pemetaan daerah hingga melakukan mitigasi bencana dalam mengurangi resiko kebencanaan termasuk Karhutla.
“Dari MoU ini nanti kita bisa belajar mitigasi bersama. Sebagai contoh potensi Karhutla, kita nanti bisa bersama-sama mencari sumber-sumber air terdekat hingga peralatan yang disiapkan,” katanya.
BPBD Banyuwangi berencana akan melakukan pemetaan dan mitigasi bencana bersama di wilayah Perhutani KPH Banyuwangi Selatan dan Perhutani KPH Banyuwangi Utara.
“Nanti dijadwalkan dalam kolaborasi bersama Perhutani untuk melakukan mitigasi,” imbuh Danang.
Danang juga mengatakan, dengan banyaknya relawan yang membantu BPBD akan sangat membantu untuk dalam melakukan mitigasi diantaranya memberikan edukasi terkait membuang sampah hingga menjaga sumber air. Hal ini dimaksudkan supaya alam tetap lestari sehingga bisa mengurangi resiko kebencanaan.
“Nanti kita akan menata program-program kedepannya supaya lebih bisa menyadarkan masyarakat terkait kebencanaan,” tuturnya.
Melihat kondisi saat ini, perubahan iklim juga banyak berpengaruh terhadap kondisi lingkungan termasuk munculnya bencana Hidrometeorologi.
“Pohon tumbang yang paling terjadi, dan memang harus kita tangani,” tandasnya.
Sebagai informasi, adapun ruang lingkup dalam penanggulangan bencana diantaranya, Pra bencana seperti adanya kegiatan pencegahan dan mitigasi dan kesiapsiagaan. Saat bencana yaitu kegiatan siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan. Kemudian pasca bencana yakni kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Untuk diketahui, dengan luas dan kondisi geografis yang dimiliki dalam kajian kebencanaanya, Banyuwangi mempunyai sekitar 16 ancaman kebencanaan yang menjadi perhatian dan kewaspadaan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |