Hari Keanekaragaman Hayati, Acer dan Sea Soldier Tanam Mangrove di Wonorejo

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Acer menanam mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove Wonorejo Surabaya dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh setiap 22 Mei.
Kegiatan sosial lingkungan ini disebut sekaligus melanjutkan inisiatif sayang bumi yang sudah dilakukan di Jakarta saat Hari Bumi pada April lalu. Total hari ini Acer menanam 1000 bibit mangrove jenis bruguiera dan rizhopora.
Advertisement
Tanaman mangrove bermanfaat dalam menahan gelombang pasang air laut dan tsunami serta mampu melepas oksigen lebih banyak.
President Director Acer Indonesia, Leny NG mengatakan, bahwa inisiatif sayang bumi sendiri telah dilakukan sejak 2022.
Bukan hanya penanaman mangrove, tapi juga pembersihan pantai dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan bersama Sea Soldier yang dinilai aktif dan konsisten mengedukasi masyarakat.
Direksi Acer Indonesia menanam mangrove dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Rabu (22/5/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ini sekaligus untuk menciptakan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang sesuai misi Acer berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
"Acer berharap bahwa dimulai dari hari ini untuk berperan aktif pelestarian lingkungan dimulai dari langkah kecil kehidupan sehari-hari," kata Leny, Rabu (22/5/2024).
Ryan selaku perwakilan dari Sea Soldier pada kesempatan tersebut mengapresiasi Acer karena telah konsen terhadap lingkungan.
Mangrove juga melepas oksigen lebih banyak daripada hutan tropis.
Sea Soldier selama ini terus melangkah membersihkan sampah termasuk mengangkut 1 ton sampah di pesisir Surabaya.
"Sea Soldier peduli lingkungan dari hulu sampai hilir," kata Ryan.
Dalam kesempatan ini, Acer juga mengenalkan Aspire Fero eco friendly yang menggunakan bahan daur ulang sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Koordinator UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya, Ahmad Yani, menuturkan bahwa saat ini pihaknya di bawah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya mengelola dua lokasi kebun raya di Wonorejo dan Gunung Anyar. Total keseluruhan 31,5 hektare dengan 59 jenis tanaman mangrove. Jumlahnya ratusan ribu pohon.
"Dari mayor, minor maupun asosiasi," kata Ahmad Yani.
Per hektar ada sekitar 10 ribu tanaman mangrove yang ditanam. Ada pula yang tumbuh natural seperti jenis Avicennia Marina.
Beberapa tanaman yang mati perlu reboisasi. Maka, kehadiran pihak swasta sangat diperlukan untuk bersama berkolaborasi mengembangkan mangrove sebagai garda depan penahan abrasi yakni jenis rizhopora yang memiliki akar laba-laba sebagai pemecah ombak.
Koordinator UPT Kebun Raya Mangrove Surabaya, Ahmad Yani, Rabu (22/5/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Mangrove tersebut juga dimanfaatkan sebagai bahan produksi seperti sirup, sabun batik ecoprint dan bahan baku lainnya. Produk dipajang di etalase kebun raya dan bisa dibeli oleh wisatawan. Pengelolanya UKM warga sekitar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |