Ketua PDM: Kehadiran Ponpes Muhammadiyah Banjarnegara Jawab Kekurangan Kader Ulama

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara Sobri menegaskan, kehadiran pondok-pondok pesantren Muhammadiyah di Banjarnegara menjadi jawaban dari kekhawatiran Muhammadiyah akan kekurangan kader ulama.
Hal tersebut disampaikan saat menghadiri wisuda 53 santri Pondok Modern Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara, Sabtu (1/6/2024), di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (PusdaMu) setempat.
Advertisement
Menurut dia, perlahan tapi pasti saat ini di Banjarnegara bermunculan pondok-pondok pesantren Muhammadiyah. "Saya berharap pondok - pondok ini akan mencetak generasi emas Muhammadiyah Banjarnegara yang berilmu dan ahli quran,” tandas Sobri.
Sementara, wisuda 53 santri Pondok Modern Sabilurrosyad Muhammadiyah tersebutlah dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Forkompinca Wanadadi, Kades Wanadadi, para pengurus pondok, assatid pondok, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wanadadi, undangan ortom PCM Wanadadi, dan para wali Santri kelas 9.
Direktur Pondok Pesantren Modern Sabilurrosyad, Arif Riyadi menyampaikan, santri yang diwisuda ini merupakan angkatan ke 3 semenjak pondok berdiri tahun 2019.
“Pondok Modern Sabilurrosyad adalah salah satu dari sembilan pondok Muhammadiyah yang ada di Banjarnegara. Mengapa wisuda bertempat di gedung PusdaMu karena gedung ini merupakan ikon dakwah Muhammadiyah di Banjarnegara. Jadi agar syiar lebih bergema,” kata Arif.
Ditambahkan Arif, untuk menghangatkan kegiatan ini juga ditampilkan berbagai kreativitas seni dan keterampilan santri seperti baca Alquran dengan tarjamah bahasa Inggris dan bahasa Arab, hadrah, international arabic dancing, modifikasi tari kecak, dan atraksi tapak suci oleh para santri.
Terpisah, Kabid Pendidikan Menengah pada Dinas Pendidikan dan Olah Raga, Doko Harwanto menyampaikan, Pondok Modern Sabilurrosyad merupakan gabungan antara sekolah reguler yakni SMP Muhammadiyah dengan pondok pesantren.
“Berada di bawah naungan Kemenag, Majelis Dikdaksmen, Lembaga Pesantren, Diknas, dan Pimpinan Cabang. Biasanya akan terjadi tarik menarik karena ego sentris,” ujar Doko.
Akan tetapi, lanjutnya, ia tidak melihat hal yang berbeda dengan Pondok Modern Sabilurrosyad. Yang ada keharmonisan antar lembaga pendukung keberadaan pondok.
“Pondok Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara diharapkan dapat menjadi contoh pengelolaan pondok gabungan sekolah reguler dan pondok pesantren," imbuh Doko. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |