Peristiwa Daerah

Gus Hans Tawarkan Ide Desentralisasi Birokrasi untuk Jombang, Seperti Apa Konsepnya?

Minggu, 02 Juni 2024 - 20:41 | 52.91k
KH. Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans saat di Eropa minggu lalu. (FOTO: Dok. Gus Hans for TIMES Indonesia)
KH. Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans saat di Eropa minggu lalu. (FOTO: Dok. Gus Hans for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – KH Zahrul Azhar Asumta atau yang akrab disapa Gus Hans menawarkan ide atau gagasan untuk menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Jombang agar setara Kota Surabaya.

Menurutnya, target kota santri akan bisa setara dengan Surabaya jika dilakukan desentralisasi birokrasi desa. Yakni dengan memberikan kewenangan dan sumber daya yang lebih besar kepada desa.

Advertisement

Lebih dalam, Gus Hans menerangkan jika Jombang perlu diberlakukan desentralisasi birokrasi, atau memperluas akses desa.

Artinya akses kesehatan, akses pendidikan dan juga akses informasi akan tersedia di desa. Sehingga warga yang akan mengakses berbagai fasilitas tersebut, tak selalu harus ke pusat kota.

"Ini bisa terjadi jika memang ada semangat untuk desentralisasi, artinya share of authority dari kabupaten ke desa-desa. Jadi ini adalah langkah strategis untuk mempermudah masyarakat mendapatkan segala akses lebih singkat tidak harus ke kabupaten, tapi cukup di desa," kata Gus Hans, Minggu (2/62024).

Seperti diketahui, IPM Jombang pada 2023 ada di angka 75,16. Di bawah Surabaya yang pada tahun yang sama mencapai 83,99.

Untuk mencapai target itu, kata Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang ini, selain desentralisasi birokrasi, juga memerlukan pemberdayaan desa. Nantinya akan didukung oleh para sarjana yang ditugaskan oleh Pemerintah Kabupaten untuk mengabdi di desa.

Gus Hans lantas mencontohkan dalam bidang kesehatan. Puskesmas bukan lagi hanya ada di level kecamatan, tapi juga bisa hadir di desa.

Untuk menyukseskan program itu, nantinya sarjana yang berkaitan dengan bidang kesehatan akan ditugaskan.  Sementara itu, bila desa yang dominan akan pertanian, maka para sarjana pertanian hingga ekonomi akan ditempatkan disana.

Menurutnya, ada bidan desa bisa dimunculkan, di-support lebih lebih intens lagi. Juga perawat dan para sarjana-sarjana S1 fresh graduate bisa diwajibkan untuk mengabdi dengan biaya dari pemerintah kabupaten untuk bisa mengembangkan daerah masing-masing.

"Tergantung dari pembidangan dan juga andalan dari daerah tersebut. Misalnya daerah tersebut atau desa tersebut dominan dengan pertanian maka S1 pertanian dan juga S1 ekonomi bisa kita letakkan di sana," paparnya.

Untuk memperbanyak sarjana di Jombang, salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan penjajakan kerjasama program dengan berbagai negara. Kini, Gus Hans sedang melakukan itu dengan berbagai negara di Eropa.

Jika program ini sukses, tentu para akan membuka wawasan dari generasi muda Jombang tentang bagaimana dunia global. Tentu dengan harapan bisa diterapkan jika mereka pulang ke Jombang.

"Yang sudah kami komunikasikan ada di Jerman ada ausbildung, yaitu kerjasama antara kampus yang ada di Jombang dengan kampus di Jerman. Mahasiswa Jombang bisa kuliah di Jerman sambil mendapatkan penghasilan yang gaji rata-rata di Jerman ini sebulan sekitar Rp25 sampai 30 juta, tapi tetap bisa kuliah," pungkas Gus Hans. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES