Arisza Library and Learning Surabaya, Tawarkan Beragam Buku Hingga Suasana yang Tenang dan Syahdu

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gemericik air berpadu dengan suasana yang syahdu khas perpustakaan dihadirkan Arisza Library and Learning ditengah hiruk-pikuk perkotaan Surabaya.
Ratusan buku dengan beragam pernak-pernik menghiasi setiap rak yang tertata rapi. Namun, siapa sangka? Perpustakaan yang dulunya merupakan tempat spa muslimah ini, kini sangat digandrungi oleh kalangan anak muda.
Advertisement
Anita Prasasti, Komisaris Arisza Grup mengaku jika dulunya Arisza Library and Learning yang berlokasi di Jl. Gayungsari Barat X no. 27, Surabaya tersebut merupakan usaha spa muslimah yang telah ia jalankan selama belasan tahun.
Namun, spa tersebut terpaksa tutup karena badai pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
"Berawal dari pandemi itulah saya bertemu dengan besan yang seorang dokter sekaligus novelis. Awalnya ia mengajak untuk bedah buku. Setelah itu, baru terfikir untuk memfungsikan gedung ini kembali sebagai perpustakaan," ceritanya kepada TIMES Indonesia.
Perpaduan ornamen klasik dan modern, ternyata, didesign oleh Zaim Budi Santoso, suami dari Nita, sapaan karib Anita Prasasti bersama suami yang sama-sama berprofesi seorang arsitek.
"Luar biasa, meski begitu, perpustakaan ini diluar dari disiplin ilmu saya yang seorang teknik dan dari awal bisnis saya yang spa," ujarnya.
Tempat yang nyaman membuat para pengunjung merasa betah untuk berlama-lama di Arisza Library and Learning. Meski hanya sekadar mengerjakan tugas.
"Perpustakaan ini gratis. Dibuka mulai pukul 12.00-20.00 WIB," kata Nita.
Tak seperti perpustakaan pada umumnya, Arisza Library and Learning juga menyediakan makanan dan minuman dengan rasa yang nikmat dan harga yang terjangkau.
"Jadi memang tidak kami perkenankan untuk membawa makanan dan minuman dari luar," tegasnya.
Sebab, Nita menggandeng para mahasiswa untuk bekerja paruh waktu ditempatnya. "Yang bekerja disini semester 4-6 dari institusi yang berbeda. Ini juga mengajari mereka sebagai seorang enterpreneur," tuturnya.
Kendati demikian, dirinya berharap agar Arisza Library and Learning ini bisa membawa berkah bagi semua pihak.
"Kita bukan semata-mata mencari uang, tapi bagaimana kita mengumpulkan orang-orang baik, orang-orang hebat untuk besar bersama," ungkapnya.
Hal tersebut sesuai dengan tagline Arisza Library and Learning, yakni 'kembali berharga'. "Bangkit dari pandemi yang kami tidak bisa apa-apa, ketika dikasih petunjuk oleh Allah melalui perpustakaan ini, akhirnya kita kembali berharga, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain," pungkas Nita. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |