Peristiwa Daerah

ART Lebih Cocok Diterapkan di Surabaya daripada MRT dan LRT, Ini Penjelasan Eri Cahyadi

Senin, 10 Juni 2024 - 14:38 | 28.98k
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat dikonfirmasi awak media, beberapa waktu lalu. (FOTO: Dok. Pemkot Surabaya)
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat dikonfirmasi awak media, beberapa waktu lalu. (FOTO: Dok. Pemkot Surabaya)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Untuk mengatasi masalah transportasi, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut Advanced Rapid Transit (ART) lebih cocok diterapkan di Kota Pahlawan dari pada Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Sebab, pembangunan MRT bisa mencapai sekitar Rp2,3 triliun per kilometer.

"MRT itu satu kilometernya Rp2,3 triliun. Kalau APBD Surabaya (bangun MRT) 5 Km habis (APBD), tidak ada dana (pengentasan) kemiskinan. Karena itulah kenapa orang-orang selalu bertanya, kok tidak dibangun, karena tidak mungkin," bebernya.

Advertisement

Selain biaya yang fantastis, tidak tersedianya lahan di Kota Surabaya juga menjadi pertimbangan Eri dalam merealisasikannya.

"Saya berpikirnya adalah lahan tidak ada, dan kedua adalah harganya. Saya tidak akan mengorbankan Surabaya untuk popularitas demi MRT," tegas dia.

Namun demikian, kata dia, Advanced Rapid Transit (ART) cocok dijadikan sebagai solusi mengatasi masalah transportasi. Selain pembangunannya lebih mudah, biaya ART juga lebih murah dibandingkan dengan MRT dan LRT.

"Kalau LRT ketemunya itu Rp800 miliar per kilometer. Tapi ternyata, ada ART, itu seperti MRT tapi pakai magnet. Nah ternyata harganya Rp500-600 miliar per 7 kilometer, saya langsung menyampaikan ke Kementerian Perhubungan," ungkap dia.

Menurut Eri, transportasi ART ini pertama kali akan diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk itu, Wali Kota Eri berharap, transportasi ART juga bisa diterapkan di Kota Pahlawan.

"Jadi (ART) ini akan diterapkan di IKN, insyaallah Surabaya kedua. Kita sudah hubungi Pak Menhub, saya ingin minta konsep beliau, nanti kita lakukan feasibility study di Surabaya. Semoga pembangunan di 2025 atau 2026 sudah jalan," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES