Duo Etnicholic Kampung Cempluk Suarakan Kemerdekaan Palestina di Konser Amal UB

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim UB Palestine Solidarity mengadakan acara galang dana bertajuk "Charity Concert for Palestine", di Auditorium Universitas Brawijaya, Senin (10/6/2024).
Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah dari band Duo Etnicholic. Band ini tampil unik, membawakan lagu dan puisi dengan alat musik petik mirip gitar.
Advertisement
"Sudah tak asing lagi kita melihat peperangan, perang yang terjadi di Gaza Palestina membuat kita semua tergerak. Bergeletakan mayat-mayat tak bersalah, tak ada ruang bermain, tak ada ruang bernyanyi, tak ada lagi kedamaian. Semua dihantui ketakutan setiap hari. Tembakan dan Bom terus terjadi berulang kali. Apa yang kita lihat hari ini adalah kenyataan," ujar Duo Etnicholic saat membawakan lagu "Mata Hati".
Sang vokalis juga tampil dengan pakaian yang unik dan ketika bernyani ia menari tarian khas Jawa yang menjadi ciri khasnya.
Redy Eko Prastyo, salah satu anggota band duo Etnicholic, menjelaskan, mereka tidak hanya menggunakan alat musik dari instrumen modern saja, tetapi juga mengkolaborasikan dengan alat musik yang dibuat oleh warga Kampung Cempluk Malang, (kampung yang dikenal dengan berbagai keseniannya).
"Alat musik ini kami beri nama Dawai Cempluk, sesuai dengan nama kampungnya," ucapnya.
Redy menjelaskan bahwa alat musik tersebut memiliki empat senar dan merupakan hasil modifikasi dari beberapa instrumen seperti gambus dan sape, menghasilkan suara yang terkadang mirip dengan banjo.
Selain itu, Redy juga memberikan penjelasan mengenai keunikan penampilan sang vokalis Anggar Gusti, yang merupakan seorang guru seni di SMA Brawijaya. Ketika tampil, sang vokalis selalu membawakan lagu sambil menari dan melakukan gerakan ekspresi, menjadikan hal itu sebagai karakter dan kekhasan band Etnicholic.
“Itu memang keunikannya dia sendiri, tapi kemudian karakter yang ia bawakan itu tidak hanya menjadi keunikannya sendiri namun juga menjadi ciri khas Duo Etnicholic," ucapnya.
Ketua pelaksana, Haru Permadi, menjelaskan, "Charity Concert for Palestine" diselenggarakan sebagai bentuk dukungan terhadap kemerdekaan Palestina serta sebagai aksi solidaritas dan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang sedang menderita akibat agresi dari Israel.
Tim UB Palestine Solidarity dibentuk pada tahun 2023 oleh Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si, M.Si, Ph.D. Setiap acara galang dana yang mereka adakan selalu memiliki tema dan isi acara yang berbeda.
“Untuk hari ini, acara terdiri dari penjualan barang bekas besar-besaran, talk show, dan konser amal," ujar Heru.
Haru Permadi menambahkan bahwa mereka memilih metode galang dana ini karena target utama mereka adalah civitas akademika, bukan masyarakat umum di jalanan atau di Car Free Day (CFD).
Acara ini ramai dihadiri oleh mahasiswa dan mahasiswi yang antusias baik untuk memeriahkan acara maupun untuk menikmati penampilan band dalam sesi konser amal. (*)
Pewarta: Vivid Salsabila/Valentina Kusmila Sari
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |