Peristiwa Daerah

Warga Lereng Gunung Lewotobi Laki-laki Butuh Masker dan Obat-obatan

Minggu, 23 Juni 2024 - 18:55 | 38.13k
Kondisi sebuah dusun di Desa Boru yang dilanda abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (foto: Marten PL/TIMES Indonesia)
Kondisi sebuah dusun di Desa Boru yang dilanda abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki (foto: Marten PL/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, FLORES – Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang semakin intensif setiap harinya telah mengganggu kehidupan di sejumlah desa di lereng gunung tersebut.

Desa-desa seperti Boru, Hokeng Jaya, Klatanlo, Pululera, Dulipali, Nobo, Nawokote, Waiula, dan sekitarnya kini tertutup abu vulkanik tebal, mengubah lingkungan mereka menjadi medan abu yang suram dan membuat kehidupan warga semakin sulit.

Advertisement

Tebalnya lapisan belerang 2 hingga 3 cm terlihat melantai di halaman rumah, lorong-lorong desa, dan berbagai sudut lainnya. Kondisi ini memperburuk jarak pandang, membuat aktivitas warga menjadi terbatas.

Kecemasan atas dampak ekonomi dan kesehatan pun kian meluas di kalangan penduduk setempat. Terpantau, Minggu (23/6/2024), halaman dan atap rumah-rumah warga tertutup lapisan abu tebal.

Sayur-sayuran yang menjadi salah satu sumber makanan utama kini tidak bisa dikonsumsi karena kontaminasi abu vulkanik. Para peternak di wilayah tersebut juga mengalami kesulitan menyediakan makanan layak untuk ternak mereka, yang berujung pada penurunan kesehatan ternak.

Sebagian besar warga mulai mengeluhkan gangguan kesehatan, terutama batuk dan pilek yang disebabkan oleh partikel abu vulkanik yang terhirup. Kecemasan pun semakin memuncak, terutama bagi orang tua dengan anak-anak usia dini yang rentan terhadap penyakit.

"Kami benar-benar khawatir dengan situasi ini. Kesehatan kami terancam dan aktivitas sehari-hari menjadi sangat terbatas. Kami butuh masker dan obat-obatan. Kondisi ini tidak boleh dianggap remeh, ujar Maria Nurak warga Desa Boru. 

Sayangnya, hingga saat ini penanganan bencana masih dirasa belum maksimal oleh warga. Kekurangan alat pelindung diri seperti masker dan ketersediaan obat-obatan menjadi keluhan utama mereka. Warga berharap bantuan segera datang untuk meringankan beban mereka di tengah ancaman bencana alam ini.

Warga berharap pemerintah segera memberikan bantuan yang memadai untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang semakin parah. Bantuan berupa masker, obat-obatan, dan dukungan logistik lainnya sangat dinantikan untuk mengurangi penderitaan warga.

Berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilakukan pada Minggu, 23 Juni 2024, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki berada pada level III (siaga). 

Pengamatan Visual

Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 900 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah barat dan barat laut.

Pengamatan Kegempaan

1 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 47.3 mm, dan lama gempa 272 detik. 2 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2.9-3.7 mm, dan lama gempa 20-30 detik, 6 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2.9-4.4 mm, dan lama gempa 7-9 detik.

Juga, 2 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 12.5-14.7 mm, S-P 1.5 detik dan lama gempa 10-11 detik, 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 2.9 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 85 detik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki.

Pengunjung/ wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan serta 4 km dalam arah barat laut utara dan selatan-tenggara dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki. 

Masyarakat juga diminta tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Selain itu Pemerintah Daerah diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES