Peristiwa Daerah

KH Zulfa Musthofa Ungkap Perjuangan dan Keteladanan Syaikh Nawawi Al-Bantani

Sabtu, 20 Juli 2024 - 12:06 | 31.64k
KH Zulfa Musthofa bedah buku Syaikh Nawawi Al-Bantani di Cianjur (Foto: dok. pribadi)
KH Zulfa Musthofa bedah buku Syaikh Nawawi Al-Bantani di Cianjur (Foto: dok. pribadi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIANJUR – Wakil Ketua PBNU KH Zulfa Musthofa mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya warga nahdliyyin untuk mendalami dan memahami kisah perjuangan, dan keteladanan dari Syaikh Nawawi Al-Bantani. 

Menurutnya, Syaikh Nawawi Al-Bantani, yang juga merupakan kakek buyut dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, adalah salah satu ulama besar asal Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara dan dunia Islam. 

Advertisement

"Beliau lahir di Tanara, Banten, pada tahun 1813, dan sejak usia muda sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang keagamaan," katanya dalam pesan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (19/07/2024).

Berikut beberapa poin penuturan KH Zulfa Musthofa dalam bedah buku yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Musyarrofah, Jalan Raya Cianjur Sukabumi, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur:

1. Perjalanan intelektual Syaikh Nawawi Al-Bantani dimulai di tanah kelahirannya sebelum melanjutkan studi ke Mekah, tempat di mana kemudian menetap dan mengajar.

2. Syaikh Nawawi dikenal sebagai ulama yang memiliki wawasan luas, kemampuan intelektual yang tinggi, serta semangat juang yang tak kenal lelah dalam menyebarkan ajaran Islam.

3. Salah satu aspek penting dalam biografinya adalah kesungguhan dan dedikasinya dalam mencari ilmu. Ia menempuh perjalanan jauh ke Mekah di usia muda, di mana beliau belajar dari banyak ulama terkemuka pada masanya.

4. Di Mekah, Syaikh Nawawi tidak hanya belajar, tetapi juga mengajar, menulis, dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan keilmuan. Karya-karyanya, yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab, telah menjadi rujukan penting dalam studi keislaman, baik di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia lainnya.

5. Keteladanan Syaikh Nawawi dalam hal integritas, disiplin, dan kecintaannya pada ilmu pengetahuan patut menjadi inspirasi bagi generasi sekarang. Ia menekankan bahwa keteladanan ini perlu dijadikan pedoman, terutama bagi para santri dan kaum muda yang sedang menempuh pendidikan. 

6. Dalam konteks perjuangan, Syaikh Nawawi juga tidak hanya berjuang dalam ranah keilmuan, tetapi juga dalam menjaga dan mempertahankan nilai-nilai keislaman serta kebangsaan. Sebagai ulama yang hidup di masa kolonial, Syaikh Nawawi turut serta dalam perjuangan melawan penjajah dengan caranya sendiri, yakni melalui dakwah dan pendidikan yang membangkitkan semangat perjuangan dan kesadaran beragama serta kebangsaan.

7. Karya-karya Syaikh Nawawi sangat beragam, meliputi tafsir, fiqh, tasawuf, dan berbagai disiplin ilmu keislaman lainnya. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain "Tafsir al-Munir", "Mirqah al-Su'ud", dan "Sullam al-Munajat". Karya-karya ini tidak hanya menunjukkan kedalaman ilmu, tetapi juga menjadi bukti kontribusi besarnya dalam pengembangan ilmu keislaman. 

8. Masyarakat diajak untuk membaca dan mempelajari karya-karya tersebut sebagai upaya memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan komprehensif. Pemahaman yang mendalam terhadap karya-karya Syaikh Nawawi akan membantu memperkaya wawasan keagamaan serta memperkuat keimanan dan ketakwaan.

9. Syaikh Nawawi Al-Bantani juga dikenal sebagai ulama yang memiliki pendekatan moderat dalam menyikapi berbagai perbedaan pendapat. Sikap ini tercermin dalam caranya mengajarkan Islam yang inklusif dan toleran, yang relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk. 

10. Pentingnya meneladani sikap moderat ini dalam kehidupan beragama sehari-hari, terutama menjaga kerukunan dan persatuan umat. Dengan meneladani sikap moderat Syaikh Nawawi, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi perbedaan, menghindari sikap ekstrem, dan lebih fokus pada upaya memperkuat ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.

11. Selain itu, juga pentingnya semangat keikhlasan dan ketulusan yang dimiliki oleh Syaikh Nawawi. Dalam setiap langkah perjuangannya, selalu menunjukkan keikhlasan yang tinggi, baik dalam mencari ilmu, mengajar, maupun dalam berdakwah. Keikhlasan ini menjadi salah satu faktor utama yang membuatnya dihormati dan dikenang sebagai salah satu ulama besar. 

12. Semua pihak diajak, terutama para dai dan pendidik, untuk meneladani semangat keikhlasan ini dalam setiap aktivitas mereka. Keikhlasan dalam beramal akan membawa keberkahan dan keberhasilan dalam setiap usaha yang dilakukan.

13. Sebagai penutup, ditekankan bahwa memahami biografi, perjuangan, dan keteladanan Syaikh Nawawi Al-Bantani bukan hanya penting dalam konteks sejarah, tetapi juga relevan dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. Nilai-nilai keilmuan, integritas, keikhlasan, serta semangat moderasi yang diajarkan oleh Syaikh Nawawi dapat menjadi landasan kuat dalam membangun masyarakat yang lebih baik, harmonis, dan beradab. 

14  Melalui pemahaman yang mendalam terhadap tokoh-tokoh ulama seperti Syaikh Nawawi, diharapkan generasi muda dapat terinspirasi untuk melanjutkan perjuangan dan pengabdian dalam bidang keilmuan dan keagamaan, serta berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan negara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES